Pimpinan KPK Bilang Orang Kena OTT Apes, Novel Baswedan Beri Balasan Menohok

Pimpinan KPK Bilang Orang Kena OTT Apes, Novel Baswedan Beri Balasan Menohok

Muhammad Hanafi Aryan - detikNews
Rabu, 14 Des 2022 17:14 WIB
Sebanyak 52 eks pegawai KPK mengikuti sosialisasi pengangkatan ASN Polri hari ini. Novel Baswedan ikut serta ikut sosialisasi.
Novel Baswedan (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Eks Penyidik KPK, Novel Baswedan, mengomentari pernyataan Wakil Ketua Alexander Marwata soal operasi tangkap tangan (OTT). Alex sebelumnya menyebut orang yang terkena OTT itu hanya sedang apes.

Pernyataan itu disampaikan Alexander Marwata dalam puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2022 yang digelar secara daring lewat YouTube Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Saat itu ia menyatakan OTT tersebut bukanlah perkara yang luar biasa.

Merespons hal itu, Novel Baswedan menyampaikan keberatannya. Dia menuding pernyataan Alex itu serupa dengan pernyataan para koruptor.

"Klaim Alexander Marwata ini seperti yang sering diutarakan koruptor, untuk buat seolah OTT tidak efektif. Saya tidak sepakat," kata Novel Baswedan yang telah mengizinkan detikcom mengutip dari akun Twitter pribadinya, Rabu (14/12/2022).

Selain itu, dengan nada bercanda, dia merasa bahwa sebetulnya Indonesia yang seharusnya apes. Sebab, lembaga antikorupsi itu dipimpin oleh sosok Alexander Marwata.

"Saya justru berpikir negara kita yang apes, duduknya Alexander Marwata menjadi pimpinan KPK," sambung dia dalam cuitan itu.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut pihak-pihak yang terjaring dalam kegiatan OTT hanya sedang apes. Dia menilai kejadian OTT itu bukan hal yang luar biasa.

"Saya kok masih merasa orang yang kemudian tertangkap tangan atau berperkara korupsi itu apes, bukan kejadian yang luar biasa. Apes saja itu," kata Alexander Marwata dikutip dari akun YouTube Resmi Kementerian Keuangan, Selasa (13/12).

Alex mengatakan banyak pihak yang melakukan tindak korupsi. Hanya, mereka yang tidak tertangkap, menurut Alex, lebih rapi dalam menyembunyikan kekayaan.

"Sebetulnya yang lain kelakuannya sama, hanya mereka lebih rapi dalam menyembunyikan. Dalam melakukan tindakan dan menyembunyikan kekayaannya, lebih rapi," pungkas dia.

Lihat juga Video: Eks Bupati Kolaka Timur Divonis 3,5 Tahun Bui di Kasus Suap Dana PEN

[Gambas:Video 20detik]




(mha/knv)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads