Gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu merusak ribuan rumah dan bangunan di Kabupaten Cianjur. Namun ternyata, terdapat 2 bangunan yang mampu selamat dari gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,6 tersebut yakni SDN Cibantala 1 dan SDN Kidang Kencana.
Keduanya merupakan sebagian dari 12 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor yang direhabilitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Diketahui dua sekolah tersebut dibangun dengan teknologi konstruksi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), yang membuatnya tahan terhadap gempa.
"Pada tahun 2020, sekolah ini direhabilitasi dan direnovasi dengan menggunakan teknologi RISHA dan alhamdulillah relatif aman, hampir tidak ada kerusakan sedikitpun. Kalau ada hanya kerusakan arsitektural, namun secara struktur aman," terang Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Senin (12/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut ia sampaikan saat melakukan peninjauan infrastruktur pascagempa Cianjur, Minggu (11/12) kemarin. Dijelaskannya metode RISHA tidak hanya dapat diterapkan pada pembangunan rumah saja, tetapi juga pada fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos), termasuk sekolah.
"Kami menyadari bahwa Cianjur, khususnya Jawa Barat merupakan daerah rawan bencana. Maka dalam perencanaan pembangunan, sekolah ini didesain sebagai bangunan tahan gempa. RISHA tidak hanya dapat dibangun untuk rumah, tetapi juga kita bangun untuk fasum fasos," terang Iwan.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah menerapkan metode RISHA untuk pembangunan fasum fasos di beberapa lokasi rawan gempa di Indonesia. Seperti di Lombok, Aceh, Nias, Mentawai, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Pada pasca gempa Lombok, selain sekolah, madrasah, masjid, dan pasar, beberapa balai warga juga kami bangun dengan teknologi RISHA. Dan Alhamdulillah aman dari bahaya gempa. Termasuk di Aceh, pada tahun 2016 lalu ada 21 sekolah, di Nias 2020 - 2021 ada 91 sekolah, di Mentawai ada 30 sekolah, Sulawesi Barat pasca gempa ada 147 sekolah dan madrasah, dan di NTT dibangun juga," kata Iwan.
Ke depan, kata dia, Kementerian PUPR berupaya untuk memperbanyak pembangunan sekolah dengan penerapan teknologi RISHA.
"Saat ini prototype sekolah dengan penerapan teknologi RISHA sudah ditetapkan dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya No. 47 / 2019 sebagai desain prototype pembangunan sekolah. Di mana menurut Kemendikbudristek, disebut sebagai sekolah yang ramah terhadap gempa," tuturnya.
Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 43 tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian PUPR mendapatkan amanat untuk melakukan rehabilitasi dan renovasi pada sarana prasarana pendidikan.
Sampai dengan tahun 2021, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melaksanakan rehabilitasi dan renovasi sarana prasarana bagi 12 sekolah di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bogor. Di antaranya SDN Cibantala 1, SDN Kidang Kencana, SDN Sirnagalih, SDN Leles, SDN Mekarsari, SDN Puncakwangi, SDN Selaawi, SDN Simpang 1, SDN Bojong Koneng, SDN Gelarpawitan, SMPN 4 Cidaun dan SDN Rengasjajar.
Simak juga 'Melihat Hunian Sementara Pengungsi Korban Gempa Cianjur':