Upaya Pusdik Lantas Polri Ubah Kultur dan Lepas Stigma Polantas

Upaya Pusdik Lantas Polri Ubah Kultur dan Lepas Stigma Polantas

Audrey Santoso - detikNews
Minggu, 11 Des 2022 09:00 WIB
Jakarta -

Toyota Kijang kapsul putih melaju kencang di Kompleks Pusat Pendidikan Lalu Lintas (Pusdik Lantas) Polri. Sekitar jarak 100 meter dari titik awal melaju, mobil berpelat B 1057 NMY itu berhenti mendadak. Suara decit ban yang bergesekan dengan permukaan jalan aspal pun terdengar kencang.

Seorang polisi bersabuk putih lalu meletakkan sepeda tepat di depan mobil. Sepeda itu diseret sekitar 1,5 meter menjauhi muka mobil dan meninggalkan bekas garis putih.

Sementara polisi bersabuk putih lainnya meletakkan boneka warna pink seukuran tubuh anak kecil setengah meter di depan titik sepeda berhenti diseret. Polisi itu nampak menggenggam kapur yang kemudian digunakan untuk menggambar garis di sekeliling boneka, yang diletakkan dengan posisi terlentang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berbaju kuning kemudian berjalan menuju sebelah mobil Kijang kapsul, diikuti 26 polisi sabuk putih. Dia kemudian menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan polisi saat mendapati adanya kejadian kecelakaan lalu lintas.

Adegan tersebut rupanya bagian dari pelatihan analisis kecelakaan lalu lintas yang sedang diajarkan dengan metode praktik kepada peserta didik Pusdik Lantas Polri yang datang dari berbagai polda di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Di sini ada mata pelajaran namanya TAA, Traffic Analysis Accident. Nah, itu sudah menggunakan sistem kamera, kontrol dengan cepat. Jadi kurikulum yang kita sampaikan sudah jauh beda dengan yang tahun-tahun yang lalu, yang kita lebih kepada teori lantas (lalu lintas), hanya dengan menggunakan garis, kapur. Sekarang kita sudah menggunakan teknologi," kata Kapusdiklantas Polri Kombes Djoni Hendra kepada detikcom di Pusdik Lantas Polri, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Sabtu (10/12/2022).

Djoni menuturkan saat ini pihaknya dituntut mencetak polisi-polisi lalu lintas yang senapas dengan konsep Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi dan berkeadilan), sesuai yang digagas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Karena itu, metode pendidikan di Pusdik Lantas saat ini disebutnya kekinian dan mengedepankan praktik cara-cara pelayanan dan penanganan masalah di bidang lalu lintas, ketimbang teori.

"Apabila ada persoalan-persoalan yang ditemukan, nah, pembelajaran ini yang kita berikan kepada peserta didik. Tidak hanya text book, tetapi kita fakta di lapangan. Bahkan terjun langsung ke lapangan, melihat kondisi yang ada di lapangan itu bagaimana. Langsung melihat sesuai dengan bidangnya masing-masing," ucap Djoni.

Djoni menuturkan pendidikan di Pusdik Lantas saat ini 30 persen teori dan 70 presen praktik. Tujuannya agar peserta didik fasih mengimplementasikan ilmu yang didapatnya, hingga mampu menjadi sosok yang harapkan masyarakat.

"Sekarang stigma Polri secara umum, secara khususnya adalah lalu lintas. Kenapa saya katakan demikian? Lalu lintas itu adalah etalasenya Polri. Baik buruknya Polri itu pertama dilihat dari lalu lintas. Karena dia berdiri di jalan," ungkap Djoni.

"(Tugasnya) mengatur, mengayomi, mendatangkan ke TKP kalau ada permasalahan. Nah ini kalau tidak menunjukkan pelayanan yang prima, rawan," sambung Djoni.

Djoni mengungkapkan selain pengetahuan dalam bidang lalu lintas yang meningkat, Kapolri meminta Pusdik Lantas Polri untuk merubah kultur para polantas.

"Nah, jadi saya mempunyai formula adalah memang saat ini, di kurun waktu satu, dua tahun ini kami diperintahkan oleh Bapak Kapolri, Bapak Listyo Sigit Prabowo melalui Divisi Humas untuk mengubah mindset kultur mereka (para polantas), budaya mereka terhadap pelayanan mereka di lapangan," ucap Djoni.

Kultur polantas yang hendak diubah, sambung Djoni, adalah kultur yang dikeluhkan masyarakat. "Kongkalikong, percepatan, yang harusnya wajib pajak itu bisa one hour service tetapi lama-lama, misalnya itu di antaranya. Termasuk pekerjaan-pekerjaan penegakan hukum yang lainnya," pungkas Djoni.

(aud/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads