Psikolog Forensik: 4 Orang Keluarga Kalideres Meninggal Secara Wajar

Psikolog Forensik: 4 Orang Keluarga Kalideres Meninggal Secara Wajar

Yogi Ernes - detikNews
Jumat, 09 Des 2022 16:10 WIB
Puslabfor Polri cek suhu dan kelembaban udara di rumah sekeluarga mengering di Kalideres, Jakarta Barat.
Puslabfor Polri mengecek suhu dan kelembapan udara di rumah sekeluarga 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) dilibatkan meneliti kematian empat orang keluarga Kalideres, Jakarta Barat. Dari hasil penyelidikan, Apsifor menyatakan kematian keempat orang keluarga Kalideres merupakan kematian yang wajar.

Ketua Apsifor Reni Kusumowardani menjelaskan pihaknya melakukan autopsi psikologi terhadap keempat jenazah tersebut. Autopsi psikologi dilakukan dalam rangka melihat penyebab atau rating lethality keempat jenazah tersebut.

"Perbedaannya dengan dokter forensik, kami melaksanakan proses autopsi psikologi itu lebih pada melihat latar belakang di samping rating lethality-nya atau kemungkinan terbesar penyebab kematiannya. Kami juga melihat latar belakang kematian dalam aspek perilaku atau psikologinya," jelas Reny dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam hal ini, psikolog forensik menarik mundur kehidupan dari empat orang yang meninggal tersebut. "Dari situ kami pelajari apa sebetulnya yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan, dan apa yang mereka lakukan serta bagaimana kecenderungan perilaku dan tipologi kepribadiannya untuk dapat menarik kesimpulan rating lethality atau penyebab kematian keempat orang tersebut," jelasnya.

Dalam proses tersebut, psikologi forensik melakukan identifikasi 15 area psikologi, antara lain usia, status, pernikahan, pekerjaan, agama, dan beberapa area perilaku.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan pemeriksaan area psikologis tersebut ditemukan adanya petunjuk rating lethality atau cara kematian Budyanto, Rudyanto, Renny, dan Dian, yang mengarah pada yang sama, yaitu kematian yang wajar," kata Reny.

Reny mengatakan, dari hasil pemeriksaan area psikologi tersebut, rating lethality keempat jenazah tersebut tidak mengarah pada cara yang lain, yaitu kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan.

"Tapi memang ditemukan ada situasi psikologis yang masing-masing teridentifikasi berbeda," katanya.


Profil Psikologis

Korban Rudyanto Gunawan (ayah) adalah yang pertama meninggal, disusul Ibu Renny Margaretha, kemudian Budyanto Gunawan, dan Dian. Profil psikologis Rudyanto Gunawan, kata Reny, ini memiliki ciri kepribadian yang sangat khas yang merujuk pada karakteristik tertentu yang ditampilkan sebagai orang yang baik.

"Rating pertama penyebab kematiannya (Rudyanto Gunawan) adalah kematian wajar. Ditemukan kuat indikator kematian wajar karena usia atau suatu penyakit, dugaan pandemic atau ada penyakit lain. Jadi ada kepasrahan psikologis terhadap apa yang terjadi, mencari bantuan, mengikuti apa yang dilakukan keluarga tapi tampaknya tidak berhasil," jelasnya.

Baca di halaman selanjutnya: tak ditemukan zat beracun pada tubuh keempat korban....

Lihat Video: Polisi Akan Ungkap Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres Sebelum 6 Desember

[Gambas:Video 20detik]




Tak Ada Zat Beracun

Polisi mengungkapkan hasil akhir penyelidikan kasus kematian keluarga Kalideres, Jakarta Barat. Dari hasil pemeriksaan ahli kimia biologi forensik (Kimbiofor) Puslabfor Polri, tidak ditemukan adanya bahan beracun atau arsenik pada jasad keempat korban.

"Dari sisi toksikologi, kita koordinasi dengan dokter forensik untuk periksa organ tubuh korban yang sudah meninggal. Dari hasil pemeriksaan organ tubuh, baik ayah Rudyanto, Ibu Renny Margaretha, anak Dian Febyana, dan paman Budyantoo Gunawan, kita tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya, seperti pestisida, sianida, arsenik, dan sebagainya," jelas Kabid Kimia Biologi Forensik Puslabfor Polri Kombes Wahyu Marsudi dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Sejak mayat keempat orang keluarga Kalideres ditemukan pada 10 November 2022, tim Puslabfor Polri melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Hal pertama yang diamati oleh Puslabfor di sana saat itu mencari tahu kemungkinan adanya pihak luar yang masuk ke dalam rumah.

Tak Ada DNA Selain 4 Korban

Setiap akses masuk pintu-pintu di rumah diperiksa secara detail untuk menari tahu apakah ada perusakan di rumah tersebut yang memungkinkan masuknya pihak luar selain empat korban. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya perusakan.

"Dari TKP ini kami coba ketahui, target kami pertama ketahui ada-tidaknya kerusakan pada akses masuk rumah, cari jejak-jejak material biologi atau DNA selain korban. Kenapa? Karena kalau ada jejak DNA selain korban, bisa diduga ada orang lain masuk TKP," katanya.

Dari hasil penelitian, dipastikan tidak ditemukan adanya DNA selain keempat korban. Selain itu, tidak ditemukan juga adanya percikan darah di lokasi.

"Setelah tim melakukan pemeriksaan detail di TKP ditemukan fakta tidak ada kerusakan di TKP, kemudian tim juga mencari ada nggak percikan darah, ternyata tidak ditemukan percikan darah. Tim juga cari tahu di akses masuk, kita ambil semuanya, kita periksakan ke labfor, ternyata kita tidak temukan DNA selain DNA keempat korban tadi," paparnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads