Sejarah Pura Mangkunegaran Solo ini menarik untuk dibahas. Pura Mangkunegaran merupakan istana tempat Raja Mangkunegaran yang dibangun sejak 1757 silam. Selain sebagai penjaga budaya, tempat ini juga tak jarang dijadikan sebagai lokasi berbagai kegiatan atau acara lainnya.
Seperti diketahui, Pura Mangkunegaran Solo turut dijadikan sebagai salah satu tempat pelaksanaan rangkaian acara pernikahan anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Kaesang Pangarep dengan Erina S Gundono. Acara Ngunduh Mantu Kaesang dan Erina di Pura Mangkunegaran digelar pada 11 Desember 2022.
Lokasi Pura Mangkunegaran sendiri beralamat di Jalan Ronggowarsito No.83, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah (Jateng).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengenal lebih lanjut Pura Mangkunegaran Solo, simak informasi sejarah Pura Mangkunegaran Solo beserta serba-serbinya berikut ini.
![]() |
Sejarah Pura Mangkunegaran, Berdiri Ratusan Tahun
Melansir situs resminya, sejarah berdirinya Pura Mangkunegaran adalah berdasarkan penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said di Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757 silam. Penandatanganan perjanjian tersebut disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.
Selain menandai berdirinya Pura Mangkunegaran, berdasarkan Perjanjian Salatiga tersebut, Mangkunegara I memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu.
Pendiri Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, lengkapnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang. Sebagai penguasa Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara berkedudukan di Puro Mangkunegaran.
Mangkunegaran merupakan Kadipaten yang posisinya di bawah Kasunanan dan Kasultanan. Pada 1757-1946, Kadipaten Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.
Pada September 1946, setelah sekian abad menjadi kerajaan otonom, Mangkunegara VIII menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun pada tahun 1945-1946, lahir revolusi sosial di Surakarta yang mengakibatkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya. Meski demikian, Mangkunegara dan Puro Mangkunegaran masih tetap menjalankan fungsinya sebagai penjaga budaya.
Adapun daftar pemegang tahta Puro Mangkunegaran sejak 1757 sampai sekarang adalah sebagai berikut:
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (1757-1795)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II (1796-1835)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III (1835-1853)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV (1853-1881)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V (1881-1896)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VI (1896-1916)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII (1916-1944)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VIII (1944-1987)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX (1987-2021)
- Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X (2022-sekarang)
![]() |
Lihat juga video 'Potret Desa Pocong di Bangkalan yang Identik dengan Cerita Horor':
Simak lebih lengkap soal Pura Mangkunegaran di halaman selanjutnya.
Profil Pura Mangkunegaran dan Bagian-bagiannya
Kawasan Pura Mangkunegaran dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan meliputi berbagai bagian. Mulai dari pamedan, pendopo, pringgitan, ndalem, dan keputren. Berikut ini penjelasannya bagian-bagian di Pura Mangkunegaran:
- Pamedan
Pamedan ini berada setelah melewati gapura hijau saat masuk ke Puro Mangkunegaran. Pamedan berupa lapangan hijau yang biasanya digunakan sebagai tempat latihan prajurit pasukan Mangkunegaran. Di sisi timur Pamedan ada bangunan Kavallerie Artillerie. - Pendopo Ageng
Setelah masuk pintu gerbang kedua menuju ke dalam, terdapat Pendopo Ageng berbentuk joglo berukuran 3.500 meter persegi yang disebut mampu menampung 5-10 ribu orang. - Pringgitan
Pringgitan merupakan bangunan berbentuk kuthuk ngambang yang berada tepat di belakang Pendopo Ageng. Bangunan ini biasanya digunakan untuk pertunjukan wayang kulit dan menerima tamu agung atau pejabat. - Ndalem Ageng
Ndalem Ageng merupakan bangunan berbentuk limasan dengan luas sekitar 1000 meter persegi. Saat ini Ndalem Ageng berfungsi sebagai museum yang memamerkan berbagai hal yang erat dengan Puro Mangkunegaran. - Keputren
Bangunan Keputren merupakan tempat kediaman keluarga Mangkunegaran yang di dalamnya terdapat taman dan patung-patung klasik bergaya Eropa, dan kolam air mancur. - Pracimoyasa
Pracimoyasa merupakan ruang keluarga berbentuk segi delapan yang digunakan untuk rapat yang menghadap taman terbuka.
Demikian pemaparan sejarah Pura Mangkunegaran di Solo yang menjadi lokasi prosesi ngunduh mantu dalam rangkaian acara pernikahan putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep dengan Erina S Gundono.