Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengenang sosok ayahanda KH. Muhammad Iskandar sebagai orang tua yang mendidiknya untuk peduli kepada sesama. Ia mengungkapkan lewat didikan sang ayah, dirinya belajar untuk bisa memperhatikan orang lain, terutama mereka yang membutuhkan.
Hal tersebut ia sampaikan dalam haul KH. Muhammad Iskandar ke-31 yang digelar di Denanyar, Jombang, Sabtu (3/12). Haul itu juga diselenggarakan di tanah kelahiran Kiai Iskandar di Desa Pugeran, Kecamatan Gondang, Mojokerto, Minggu (4/12).
"Saya diajari betul untuk bisa memperhatikan orang lain. Saya mendapat ilmu dasar dari ayahanda saya adalah, saya punya kepedulian kepada orang lain," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini menerangkan ayahanda mengajarkan dirinya untuk tidak sombong dan memamerkan kelebihan kepada siapapun. Kiai Iskandar pun berpesan kesederhanaan hidup adalah kunci kesuksesan.
"Karena doktrin yang sangat sederhana, yang sangat sopan, yang sangat tawaduk, yang sangat menghormati orang lain hampir-hampir membawa ke rasa tidak percaya diri. Tapi saya sadar doktrin itu harus diwujudkan dalam bentuk kepedulian saya kepada orang lain, itu modal dan prinsip hidup," ungkap Gus Muhaimin.
Wakil Ketua DPR RI ini mengucapkan rasa syukur karena hingga hari ini ia mampu dan terus berusaha mempertahankan warisan doktrin sang ayah. Menurutnya kesederhanaan, kepedulian kepada sesama dan komitmen kuat untuk berbagi akan membawa keberkahan bukan saja untuk dirinya, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
"Alhamdulillah, dari ajaran itu sampai hari ini saya termasuk orang yang beruntung punya ideologi dan cita-cita mengabdi dan penuh perhatian kepada orang lain," imbuhnya.
Gus Muhaimin mengatakan karir yang ia rintis mulai dari menjadi aktivis, jurnalis, penulis buku, anggota DPR RI, pimpinan DPR dan MPR RI, hingga menjadi menteri seluruhnya bermodal dari satu prinsip, yaitu prinsip yang diwariskan sang ayah.
"Semua itu modalnya cuma satu, doktrin dari eyang putri (ibu Nyai Muhassonah) dan eyang Muhammad Iskandar (bahwa) saya harus peduli pada orang lain, saya harus membela orang lain, saya sangat tidak rela pemerintah zalim kepada rakyat," pungkasnya.
(ega/ega)