Yili Indonesia, anak usaha dari Yili Group, sekaligus produsen dari es krim Joyday, ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup dalam rangkaian kegiatan G20 Sherpa Meeting dengan mendukung program konservasi terumbu karang di sekitar Taman Nasional (TN) Pulau Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Perwakilan Manajemen Yili Group sekaligus Presiden Direktur Yili Indonesia Dairy, Yu Miao menyatakan dukungan perusahaan terhadap konservasi terumbu karang diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari keselarasan antara ekonomi, sosial dan lingkungan.
"Yili Indonesia memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga sekaligus merawat ekosistem terumbu karang di Indonesia. Salah satunya terumbu karang di Pulau Pempeng, pulau yang ada di kawasan Taman Nasional Pulau Komodo. Melalui dukungan ini kami berharap ekosistem terumbu karang semakin baik sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang pendapatannya bersumber dari sektor wisata bahari maupun perikanan," ujar Yu dalam keterangan tertulis, Kamis (24/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam upaya merawat terumbu Karang, Yili Indonesia ikut melaksanakan pemasangan terumbu karang di Pulau Pempeng, Kawasan TN Komodo. Di lokasi tersebut, jenis terumbu karang adalah karang bercabang dan karang meja dengan panjang area 30-meter dan lebar 10-meter.
Untuk diketahui, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan untuk melakukan rehabilitasi terumbu karang, membersihkan pantai dan bawah laut di sejumlah kawasan konservasi nasional, termasuk kawasan TN Labuan Bajo pada Hari Segitiga Karang (Coral Triangle Day) Juni lalu. Yu menegaskan dukungan Yili Indonesia terhadap upaya pemerintah untuk menekan pentingnya keberlanjutan ekosistem segitiga terumbu karang untuk ekonomi biru.
"Kami mendukung upaya pemerintah yang menekankan pentingnya keberlanjutan ekosistem segitiga terumbu karang untuk ekonomi biru dalam bentuk tindakan inovatif dengan berbagai pihak. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan keseimbangan antara ekologi, dan ekonomi melalui penerapan ekonomi biru," tegas Yu.
Yu menyatakan pihaknya akan menyelaraskan aktivitas perusahaan dengan program utama pemerintah sehingga kian mempercepat perbaikan ekonomi dan ekologi di Kawasan TN Komodo.
Salah satu pegiat terumbu karang, Sudrajat Edy mengatakan berkat bantuan tersebut, kondisi terumbu karang sudah mulai hidup dan berkembang. Ia mengapresiasi peran swasta termasuk bantuan Yili Indonesia karena dengan bantuan tersebut program konservasinya telah berjalan dengan baik, dan juga menjadi daya tarik wisata.
"Kami sangat apresiasi bantuan dari Yili Indonesia ini karena terumbu karang yang bagus juga akan menjadi daya tarik wisata untuk snorkeling dan diving. Kedepannya, kami akan menanam terumbu karang lebih banyak lagi sehingga dapat menjadi taman laut di sekitar perairan kampung kami," tutur Edy.
Ia menerangkan, terumbu karang sangat penting bagi kehidupan masyarakat pesisir karena menjadi rumah bagi ikan-ikan. Jika terumbu karang bagus, maka hasil laut bakal melimpah. Selain itu, terumbu karang juga berperan sebagai penahan ombak menuju pantai, terumbu karang juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat pesisir.
Labuan Bajo tidak dikenal karena komodonya tetapi juga objek wisata perairan di kawasan tersebut. Salah satunya adalah keindahan bawah laut di sekitar Labuan Bajo seperti Pulau Bidadari, Pulau Seraya dan Pulau Sabolo
Keberadaan terumbu karang terancam karena berbagai alasan. Oleh karena ini, Yili berkomitmen mendukung program pemerintah menyelamatkan terumbu karang dengan berpartisipasi dalam upaya konservasi, mengingat luas terumbu karang di Indonesia berdasarkan analisis dan citra satelit mencapai sekitar 2,5 juta hektare.
Letak Indonesia di kawasan segitiga terumbu karang dunia juga menjadikan Indonesia dipertimbangkan sebagai pusat keanekaragaman terumbu karang dunia. Sebanyak sekitar 569 jenis karang termasuk dalam 82 genus karang dijumpai di Indonesia. Terumbu karang juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi bagi Indonesia, meski sangat rentan terhadap kerusakan.
(prf/ega)