Polisi menyebut aksi tawuran pelajar dengan mengatasnamakan instansi pendidikan yang berada di Jakarta Pusat menurun. Namun, muncul modus baru dalam aksi tawuran tersebut. Apa modus terbarunya?
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan saat ini para pelajar tidak mengatasnamakan sekolah mereka. Namun, lanjut dia, mereka bergabung dari beberapa sekolah dan membentuk geng baru untuk melakukan tawuran.
"Intensitas memang relatif landai, artinya bahwa aktivitas mereka memang tidak mengarah kepada aktifitas tawuran dan sudah jauh menurun sekarang. Ini fenomena terbaru, yakni kelompok-kelompok kecil yang tidak mengatasnamakan sekolah tapi mereka mengatasnamakan semacam geng atau perkumpulan," kata Komarudin kepada wartawan, Selasa (22/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perkumpulan itu sendiri tidak hanya terdiri dari satu sekolah saja. Namun berbagai sekolah dalam satu kelompok. Sekarang ini lebih ke geng," imbuhnya.
Komarudin mengatakan, berdasarkan catatan kepolisian, terdapat lima sekolah yang masih kerap melakukan aksi tawuran. Namun dia tidak merinci sekolah mana yang dimaksud.
"Dari catatan kami, ada kurang lebih sekitar lima sekolah. Ada yang sekolah swasta ada yang negeri," ujarnya.
Komarudin menambahkan, untuk mencegah hal serupa, pihak kepolisan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memberikan penyuluhan kepada siswa terkait bahaya tawuran. Selain itu, kepolisian senantiasa menjaga dan mengawasi titik-titik yang diduga rawan terjadinya aksi tawuran.
"Jadi kami diberikan waktu ke sekolah-sekolah itu, menandakan bahwa kita sudah berkoordinasi untuk melakukan kegiatan preventif yakni edukasi, sosialisasi terkait dengan peraturan undang-undang masalah tawuran pelajar termasuk juga himbauan kemudian kita juga sudah melakukan preventif dengan menjaga titik-titik yang rawan tawuran," pungkas Komarudin.
(mae/mae)