Anak Sekolah Tendang Nenek dan Perempuan, Beginikah Penyebabnya?

Anak Sekolah Tendang Nenek dan Perempuan, Beginikah Penyebabnya?

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 22 Nov 2022 07:09 WIB
Viral remaja pelat nomor T tendang nenek
Viral remaja tendang nenek (Foto: Tangkapan layar video viral)
Jakarta -

Pendidikan karakter anak disorot usai peristiwa pelajar menendang nenek di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dan siswa menendang siswi di Nganjuk, Jawa Timur. Psikolog menilai peran orang tua, sekolah, lingkungan hingga media sangat penting agar anak tidak melakukan kekerasan fisik itu.

Psikolog dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), Wuri Prasetyawati, memberikan pandangannya soal apa yang terjadi pada siswa di negara ini. Awalnya, Wuri menjabarkan beberapa kemungkinan anak melakukan kekerasan.

"Saya juga prihatin mendengar berita-berita tersebut. Saya melihat ada beberapa kemungkinan anak melakukan tindakan kekerasan, ada yang karena stres, ketakutan, kesulitan mengontrol perilaku atau masalah psikologis yang lain," kata Wuri kepada wartawan, Senin (21/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Wuri, anak mungkin saja melakukan tindakan yang agresif saat dirinya mengalami stres dan ketakutan. Hal itu, menurutnya, adalah sebagai reaksi anak atas ketakutan itu.

"Kondisi yang dia alami mungkin mengancam dirinya sehingga perilaku agresif menjadi formasi reaksi dari ketakutan yang dihadapi. Perlu diketahui lebih dalam apa yang menyebabkan ketakutan/cemas," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, anak juga disebut dapat melakukan tindakan yang agresif karena kesulitan mengontrol perilaku dan meniru. Wuri menyebut ada beberapa sumber yang ditiru anak sehingga melakukan tindakan kekerasan.

"Meniru di sini bisa dari orang tua, orang lain di sekitar bahkan media, terutama yang banyak mengandung kekerasan," jelas Wuri.

"Jika hal ini terjadi, maka anak perlu penanganan yang lebih individual. Pemahaman akan etika sosial perlu diberikan pada anak-anak ini," tuturnya.

Pendidikan karakter salah satu solusi

Wuri kemudian memaparkan solusi yang bisa diberikan agar anak tidak melakukan tindakan kekerasan. Salah satunya, kata dia, adalah penguatan pendidikan karakter kepada anak.

"Pendidikan karakter mungkin saja menjadi salah satu solusi agar anak-anak ini memiliki karakter yang baik, di keluarga dan masyarakat," kata Wuri.

Wuri mengatakan orang-orang terdekat dengan anak mempunyai peran penting agar anak mengurangi perilaku kekerasan tersebut.

"Menurut saya, lingkungan di sekitar anak, seperti keluarga, orang tua, sekolah bahkan media harus mengambil peran yang besar supaya anak-anak ini dapat mengurangi perilaku agresifnya," sebut Wuri.

Simak saran psikolog kepada orang tua pada halaman berikut.

Saran Kepada Orang Tua

Lebih lanjut, Wuri juga memaparkan sederet langkah yang bisa dilakukan orang tua agar anak tidak melakukan kekerasan. Orang tua harus memberikan pemahaman kepada anak terhadap apa yang dilakukan dan dampaknya terhadap orang lain.

"Orang tua harus memastikan anak memahami perilakunya, dan konsekuensi dari perilaku tersebut terhadap orang lain. Orang tua dapat memberikan bantuan agar anak dapat mengontrol perilakunya, memastikan bahwa anak paham mana perilaku yang baik dan mana yang tidak," jelasnya.

Hal yang tak kalah penting, menurut Wuri, adalah contoh yang baik harus diberikan orang tua kepada anak. Sehingga anak memiliki panutan untuk berbuat baik. Pendampingan orang tua terhadap anaknya dalam menggunakan media juga menjadi catatan.

"Orang tua perlu mendampingi anak saat menikmati media terutama yang berkaitan dengan tayangan yang mengandung kekerasan, supaya dapat memberikan penjelasan dan pengertian," tuturnya.

Kasus pelajar tendang nenek

Kasus pelajar di Tapsel menendang nenek hingga tersungkur viral di media sosial. Di dalam video, tampak ada tiga sepeda motor yang berhenti dengan masing-masing ditumpangi dua orang.

Terlihat nenek tersebut awalnya berbincang dengan salah satu pelajar. Kemudian, datang seorang pelajar dan menendang nenek tersebut hingga jatuh tersungkur.

Polisi bergerak lalu mengamankan enam pelajar. Polisi lalu memanggil orang tua (ortu) dari para pelajar tersebut, pihak sekolah, hingga kepala desa setempat. Polisi juga mencari nenek yang menjadi korban.

Ortu pelajar meminta maaf atas aksi kurang ajar tersebut. Mereka menyampaikan permintaan maaf kepada korban, keluarga korban, dan masyarakat umum.

Siswa tendang siswi hingga tersungkur

Kasus kekerasan oleh pelajar juga terjadi di Nganjuk. Seorang siswi di Nganjuk tersungkur setelah ditendang oleh siswa. Peristiwa yang terjadi di pinggir lapangan itu viral di media sosial.

Dalam video 25 detik, tampak pria ABG mengenakan jas hujan warna abu-abu motif titik-titik putih. Dia terlibat adu mulut dengan wanita berseragam pramuka. Di samping ABG pria tersebut ada seorang pelajar perempuan berseragam Pramuka. Ada pula seorang siswi lainnya yang berdiri di samping motor.

Di bawah guyuran hujan, siswa dan siswi itu terlibat cekcok. Tidak begitu jelas apa yang mereka bicarakan.

Di tengah cekcok, siswa yang memakai jas hujan tiba-tiba melayangkan pukulan kepada siswi berseragam Pramuka. Dia lalu menendang siswi tersebut hingga siswi itu tersungkur.

Halaman 2 dari 2
(lir/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads