Viral Kekerasan Pelajar, Anggota DPR: 3 Dosa Pendidikan Terulang Lagi!

Viral Kekerasan Pelajar, Anggota DPR: 3 Dosa Pendidikan Terulang Lagi!

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Selasa, 22 Nov 2022 05:12 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian
Hetifah (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian prihatin dengan kasus siswa yang menendang siswi di Nganjuk dan kasus nenek ditendang pelajar di Tapanuli Selatan. Hetifah menyebut tiga dosa pendidikan kembali terjadi.

"Sangat prihatin mendengar kabar tersebut dan menyadari bahwa untuk kesekian kalinya, tiga dosa pendidikan kembali terulang dan terus berulang, tiga dosa besar pendidikan adalah intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual," kata Hetifah kepada wartawan, Senin (21/11/2022).

Kasus-kasus kekerasan pelajar viral akhir-akhir ini, termasuk pula kekerasan pelajar yang menendang kepala temannya yang dipasangi helm. Hetifah mengatakan program pendidikan karakter di sekolah tetap disusun. Akan tetapi, menurutnya pelaksanaannya belum optimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebenarnya program pendidikan karakter serta beragam regulasi sudah dibuat Kemendikbud-Ristek, namun implementasi di lapangan belum optimal," tuturnya.

Untuk itu, pimpinan Komisi X DPR itu mendesak Kemendikbud-Ristek hingga Pemda menyelesaikan masalah pelajar yang melakukan kekerasan ini. Menurutnya, peristiwa kekerasan ini tanggung jawab bersama.

ADVERTISEMENT

"Saya kembali mendesak Kemendikbud-Ristek untuk mengajak Pemda, organisasi persatuan guru, persatuan orang tua, untuk duduk bersama dan menyelesaikan hal ini. Ini adalah tanggung jawab kita bersama," katanya.

Hetifah juga memberikan sejumlah masukan kepada guru dan tenaga pendidik. Dia meminta agar guru untuk mengawasi anak-anak agar tak terjadi perundungan hingga kekerasan.

"Namun, saya meminta agar para guru dan tenaga didik lebih memasang mata dan membuka telinga di lingkungan sekolah, karena para GTK inilah yang menjadi ujung tombak implementasi regulasi dan paling banyak bersama dengan anak-anak di lingkungan sekolah. Seringkali, tanda bullying dianggap lalu oleh GTK hingga akhirnya menjadi fatal. GTK dapat ambil bagian untuk memutus rantai bullying tersebut," jelasnya.

(lir/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads