Kisah Baru Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres dari Tukang Sampah

Kisah Baru Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres dari Tukang Sampah

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 18 Nov 2022 07:31 WIB
Polisi lakukan olah TKP ulang di rumah sekeluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat,Sabtu (12/11/2022). Petugas juga melakukan penyemprotan disinfektan.
Motif kematian sekeluarga di Kalideres, Jakbar masih misterius. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Misteri kematian 4 orang satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih belum terungkap. Hingga kini, motif apa di balik kematian satu keluarga tewas ini masih tanda tanya.

Berbagai informasi dari tetangga dan lingkungan sekitar belum juga memecahkan misteri kematian sekeluarga tersebut. Terbaru, seorang tukang sampah mengungkapkan masalah iuran kebersihan sekeluarga tersebut.

Jarang Berinteraksi

Seorang petugas sampah bernama Wahridin (63) mengatakan dirinya sudah 30 tahun mengangkut sampah di kompleks Perumahan Citra Garden I Kalideres, Jakarta Barat ini. Namun selama itu, ia jarang melihat sekeluarga tewas itu berinteraksi dengan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masih hidup mah pernah (lihat), cuman ketemu aja, nggak ngobrol," kata Wahridin kepada wartawan di lokasi, Kamis (17/11).

Adapun interaksi keduanya hanya sebatas ketika membayar iuran sampah. Sementara ketika Wahridin mengambil sampah ke rumah-rumah, sampah satu keluarga itu sudah diletakkan di depan rumah.

ADVERTISEMENT

"Waktu itu, lagi masih idup nih ya nyangkut di situ aja tuh (depan pagar rumah), di besi disangkut," ucapnya.

Petugas sampah menyebutkan sekeluarga tewas di Kalideres menunggak iuran sampah selama 6 bulan.Foto: Petugas sampah menyebutkan sekeluarga tewas di Kalideres menunggak iuran sampah selama 6 bulan. (Rumondang Naibaho/detikcom)

Nunggak Iuran Sampah

Wahridin mengungkapkan sekeluarga tersebut sudah menunggak iuran sampah. Terhitung hingga saat ini satu keluarga tersebut sudah 6 bulan menunggak.

"Sudah enam bulan enggak bayar dia," ucap Wahridin.

Wahridin juga menyebutkan yang biasanya membayar iuran sampah kepadanya adalah Rudyanto Gunawan (71), salah satu korban yang juga tewas.

"Bapaknya, langsung panggil waktu hidupnya. 'Nih, Pak' udah gitu, langsung ngasih Rp 30 ribu, langsung masuk," jelas Wahridin.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Simak Video: Fakta Baru Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres: Ada Barang Lain Dijual

[Gambas:Video 20detik]



Dikira Pindah Rumah

Sama seperti warga lainnya Wahridin pun mengira satu keluarga itu sudah pindah. Sebab, ia mengaku tak pernah lagi melihat aktivitas dari rumah tersebut.

"Waktu kita bersihin belakang ya kan tiga bulan sekali, pertama dipanggil-panggil nggak nyahut. Saya juga bingung, apa pindah apa kagak," ucapnya.

Gunungan Sampah

Polisi mengungkap temuan baru di kasus sekeluarga tewas 'mengering' di Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar). Polisi rupanya menemukan gunungan sampah di dalam rumah korban.

"Dalam TKP, sore hari ini kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam jadi bisa kita asumsikan sementara, nanti kita ahli yang akan menjelaskan kenapa kok buang sampahnya di dalam rumah, tidak keluar," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di TKP, Rabu (16/11/2022).

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi.Foto: Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi. (Yogi Ernes/detikcom)


Petunjuk Penting soal Motif

Dari hasil penyelidikan digital forensik, polisi kini menemukan titik terang terkait motif. Sejumlah spekulasi terkait motif kematian sekeluarga mengering di Kalideres sudah terpatahkan dengan adanya penelusuran digital forensic ini.

"Kemudian juga kita libatkan tim digital forensic, dan ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini, salah satunya terkait motif. Kita bisa patahkan beberapa motif, kita masih perlu pendalaman lagi," kata Hengki Haryadi di Perumahan Citra Garden I Kalideres, Jakarta Barat, Rabu (16/11).

Hanya, Hengki Haryadi belum mau menjelaskan secara detail motif apa saja yang sudah terpatahkan karena pihaknya belum sampai pada tahap kesimpulan. Akan tetapi Hengki Haryadi mengatakan dari pemeriksaan digital forensik ini pihaknya mendapatkan petunjuk yang sangat penting.

"Artinya banyak sekali temuan-temuan dari pada metoda penyelidikan yang kami laksanakan banyak berkontribusi dari digital forensic untuk memberikan petunjuk yang sangat penting. Kedokteran forensik juga seperti itu, laboratorium forensik ya terkait DNA dan sebagainya juga memberikan petunjuk yang penting," kata Hengki Haryadi.

Halaman 2 dari 2
(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads