Jakarta - Anda pasti familiar denga pameo 'Wartawan Amplop'. Yaitu praktek suap pada jurnalis agar membuat berita sesuai keinginan nara sumber. Ini jelas merusak integritas jurnalis dan media massa Puluhan wartawan berkumpul dan berkomitmen menentang praktek tersebut. Sikap itu dideklarasikan dalam kampanye nasional 'Jurnalis Tolak Suap, Bangun Indonesia Bersih', di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, Sabtu (22/7/2006).Acara ini difasilitasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan International Federation of Journalists (IFJ). President IFJ Christopher Warren menghadirinya langsung.Ketua AJI Heru Hendratmoko menjelaskan, definisi dan batasan-batasan suap sudah menjadi isu cukup panjang. Tiap wartawan memiliki definisi suap yang berbeda. Demikian juga dengan batas nilai suvenir atau sejenisnya."Hal itu yang perlu dibuat oleh masing-masing media," ujar Heru.Menurutnya jika ada situasi spesifik dimana pemberian barang tidak bisa ditolak, maka harus ada penjelasan dari wartawan kepada pemberinya. "Apapun yang ditulis, tidak ada kaitannya dengan pemberian," tegas Heru.
(fay/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini