Angklung berasal dari mana? Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu. Angklung sudah terkenal hingga mancanegara dan ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO.
Untuk menjawab pertanyaan asal daerah alat musik angklung, simak sejarahnya berikut ini.
Angklung Berasal dari Mana?
Dilansir situs resmi Kemdikbud, angklung berasal dari Jawa Barat. Angklung berasal dari kata "angka" yang berarti nada dan "lung" yang berarti pecah. Jadi, angklung merujuk pada nada yang pecah atau tidak lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istilah angklung dalam bahasa Sunda 'angkleung-angkleungan' berarti gerakan pemain angklung dan membentuk suara klung yang dihasilkannya. Di lingkungan Kerajaan Sunda (abad ke 12-abad ke16), angklung dimainkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Nyai Sri Pohaci yang melambangkan Dewi Sri (dewi padi/dewi kesuburan).
![]() |
Bagaimana Cara Memainkan Angklung?
Angklung dimainkan dengan cara digoyangkan atau digetarkan. Tangan kiri bertugas untuk menggantung angklung, sedangkan tangan kanan bertugas untuk membunyikan angklung.
Alat musik tradisional ini terbuat dari tabung-tabung bambu. Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai bahan alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen).
Tokoh yang Mengembangkan Angklung
Dikutip dari situs Kemdikbud, ada dua tokoh yang berperan dalam perkembangan angklung di Jawa Barat, yaitu Daeng Soetigna sebagai Bapak Angklung Diatonis Kromatis dan Udjo Ngalagena yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog dan salendro.
Pada tahun 1938, Daeng Soetigna menciptakan angklung dengan tangga nada diatonis. Angklung hasil inovasi Daeng Sutigna berbeda dengan angklung pada umumnya yang berdasarkan tangga nada tradisional pelog atau salendro. Inovasi inilah yang membuat angklung bisa dimainkan harmonis bersama dengan alat-alat musik Barat, bahkan bisa disajikan dalam bentuk orkestra.
Udjo Ngalagena, murid Daeng Soetigna meneruskan usaha Sang Guru mempopulerkan angklung temuannya dengan mendirikan "Saung Angklung" di daerah Bandung, Jawa Barat. Kemudian, tempat itu dikenal sebagai "Saung Angklung Udjo" yang menjadi pusat kreativitas alat musik angklung.
Dasar Hari Angklung Sedunia Tanggal 16 November
Dilansir situs resmi UNESCO, komite UNESCO mengadakan pertemuan Fifth Session of the Intergovernmental Committee (5.COM) di Nairobi, Kenya, pada tanggal 15-19 November 2010. Dalam pertemuan itu, Indonesia mengusulkan angklung masuk ke dalam Daftar Perwakilan Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).
Dari hasil pertemuan tersebut, angklung yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia dianggap memenuhi kriteria-kriteria dan diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan asal Indonesia. Kemudian, UNESCO menetapkan angklung Indonesia sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia pada tanggal 16 November 2010.
(kny/imk)