Ratusan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) diduga terjerat pinjaman online (pinjol). IPB sendiri masih mengumpulkan data terkait beredarnya kabar tersebut.
"Pada saat ini sedang kami lakukan penelusuran, cross-check data, dan juga mencari sebetulnya apa yang menjadi penyebab mahasiswa kami ini harus berhadapan dengan pinjol," kata Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Kusumastuti kepada wartawan di IPB, Selasa (15/11/2022).
"Sekarang ini sedang cross-check data-datanya dari Wakil Dekan. Nanti paling besok kami baru bisa mengambil kesimpulan dari data-data yang disampaikan," sambungnya.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk memberi perlindungan bagi mahasiswa. Sebab, menurut pengakuan mahasiswa, ada yang sampai didatangi debt collector.
"Sementara itu, kami coba saat ini untuk berkoordinasi lintas lembaga untuk pertama, perlindungan bagi mahasiswa kami. Apalagi yang sudah sampai dihampiri debt collector," ujarnya.
Yatri menyebut mulanya peristiwa ini terbongkar dari adanya aduan orang tua mahasiswa. Menurutnya, peristiwa ini seperti fenomena gunung es.
"Ada orang tua yang bercerita, jadi dari orang tua, kalau mahasiswa enggak ada yang bercerita. Maka saya melihat ini sebagai fenomena gunung es. Kalau tidak dibuka, memang tidak akan terkuak. Sementara ini data sedang kami telusuri dan mungkin bisa jadi lebih banyak dari yang kami duga. Ini bisa saja terjadi dimana-mana fenomena ini," ujarnya.
Yatri mengungkapkan sejumlah modus yang diterima mahasiswa. Pihaknya masih terus menelusurinya.
"Sementara ada yang mau ikut investasi, tapi ternyata tertipu. Umumnya itu yang paling banyak. Memang ada yang untuk kepentingan pribadi tidak terlalu banyak. Ada hal-hal lain juga, jadi ini sedang kami coba telusuri. Mungkin besok baru ada datanya secara lengkap," terangnya.
Yatri berharap pihaknya mendapat dukungan dari lembaga terkait untuk menyelesaikan masalah ini secara cepat. Kemudian juga untuk orang tua mahasiswa agar tetap tenang, tidak gundah, tidak usah gelisah.
"Karena kami akan tetap membantu putra putri mereka. Buat mahasiswa, kami berharap untuk berhati-hati lagi, tidak sembrono menggunakan pinjaman seperti ini," pungkasnya.
(aik/aik)