Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong pemanfaatan tebu sebagai sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Pasalnya, tebu tersebut dapat diolah menjadi bahan baku produksi biomassa jenis bioetanol.
Disisi lain, kata dia, Indonesia merupakan salah dari sepuluh negara penghasil tebu terbesar. Indonesia memiliki sumber daya alam tebu yang melimpah, khususnya di wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur.
"Indonesia punya potensi sumber energi baru terbarukan yang beragam. Mulai dari air, matahari, angin, panas bumi, bioenergi," ujar Ketua Umum Partai Golkar ini dikutip dari laman YouTube G24NewsTV.
Dia menjelaskan ada potensi besar dalam pengembangan bioetanol dalam bauran energi bersih. Bioetanol ini nantinya dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar kendaraan bermotor yang lebih ramah lingkungan, serta mampu mengurangi pemanasan global
Berdasarkan studi yang dilakukan University of Queensland Australia, pada tahun 2030 penggunaan etanol lebih disukai. Dan seiring dengan kebijakan energi terbarukan, maka turut mendorong perluasan kebun tebu (5 juta hektare) lebih cepat dari kebun lahan fosil (1,2 juta hektare).
Airlangga mengatakan penggunaan tebu sebagai alternatif bahan bakar fosil telah lebih dulu dilakukan oleh sejumlah negara, seperti Brazil dan Afrika Selatan. Di Brazil, kata dia, pemerintah setempat mendorong pemanfaatan energi biomassa dari tanaman tebu, yang mencapai 39,1%.
Sementara itu, Afrika Selatan diketahui juga mengolah tebu menjadi alternatif bahan bakar alami. Dia pun mendorong agar Indonesia bisa mengikuti jejak kedua negara tersebut
Menurutnya, langkah tersebut tidak hanya membantu menekan emisi karbon. Tapi di sisi lain juga mendorong perekonomian masyarakat.