Sekeluarga Tewas 'Mengering', Walkot Jakbar: Jangan Terjebak Diksi Kelaparan

Sekeluarga Tewas 'Mengering', Walkot Jakbar: Jangan Terjebak Diksi Kelaparan

Rumondang Naibaho - detikNews
Sabtu, 12 Nov 2022 16:59 WIB
Walkot Jakbar Yani Wahyu Purwoko, mendatangi rumah lokasi satu keluarga ditemukan tewas. Dia tidak setuju jika korban disebut meninggal karena kelaparan. (Rumondang N/detikcom)
Foto: Walkot Jakbar Yani Wahyu Purwoko, mendatangi rumah lokasi satu keluarga ditemukan tewas (Rumondang N/detikcom)
Jakarta -

Wali Kota Jakarta Barat (Walkot Jakbar), Yani Wahyu Purwoko, mendatangi rumah lokasi satu keluarga ditemukan tewas. Dia tidak setuju jika korban disebut meninggal karena kelaparan.

"Kita ini jangan sampai terjebak oleh diksi tentang kelaparan ya," kata Yani di Perum Citra I Extension Kalideres, Jakbar, Sabtu (12/11/2022).

Dia mengaku sudah 3 kali mendatangi lokasi. Menurutnya, korban belum tentu tidak bisa makan meski di rumah korban tak ditemukan bahan makanan dan minuman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang salah satu hasil penyelidikan di antaranya tidak ditemukan bahan pangan di area rumah dan galon-galon air juga nggak ada. Dan di dalam kulkas yang ada juga kosong. Kosong. Tapi bukan berarti yang bersangkutan tidak memiliki pangan. Karena sebelahnya juga tetangganya jualan dan rumahnya juga kita lihat seperti ini ya," katanya.

Yani mengatakan dirinya tidak menepis soal hasil autopsi yang mengeluarkan dugaan korban meninggal karena kelaparan. Dia mengatakan penyebab pasti kematian keempat orang tersebut masih diselidiki.

ADVERTISEMENT

Yani lalu bicara soal pentingnya interaksi sosial dalam bermasyarakat. Menurutnya, dalam sebuah masyarakat, bersosialisasi adalah keniscayaan yang harus dilakukan.

Menurutnya, kasus kematian 4 orang sekeluarga ini terjadi juga disebabkan tidak berjalannya sosialisasi di lingkungan.

"Sebab-sebab kematiannya tentu ini masih dalam penyelidikan pihak Polri. Dan saya dapat dari lingkungan sekitar dari RT RW bahwa memang keluarga ini tertutup, tidak berinteraksi, tertutup, dan boleh dikatalah dugaannya ini antisosial," katanya.

Dia menyerahkan kepada polisi untuk menyelidiki sebab kematian para korban. Dia berharap tak ada lagi peristiwa serupa.

"Saya harapkan kepada semuannya bahwa interaksi sosial itu sangat penting," katanya.

"Dan terkait dengan sebab-sebab kematiannya, motifnya apa dan sebagainya masih dalam penyelidikan kepolisian, nanti kita tunggu saja," tambah dia.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dugaan Meninggal Kelaparan

Para korban diduga meninggal akibat kekurangan makanan. Jasad keempat korban ditemukan dalam kondisi otot-otot yang menyusut dari sejumlah ruangan di rumah tersebut.

Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah yang berlokasi di Perum Citra I Extension Kalideres, Jakbar. Polisi tak menemukan beras dan bahan makanan di rumah tersebut.

"Jadi penyidik yang olah TKP, itu sisa-sisa bahan makanan biasanya mungkin yang belum dimasak ya kayak mungkin stok beras, minyak, atau air tidak ditemukan tuh," kata Kasi Humas Polres Jakbar, AKP Taufik Ikhsan, Jumat (12/11).

Diduga korban meninggal karena sudah lama tidak makan. Hal itu diindikasikan dari autopsi yang dilakukan dokter forensik.

"Hasil pemeriksaan dokter forensik, pada lambung kosong tidak ada sisa makanan dan karena memang dehidrasi jadi ototnya mengering ya jadi kecil ya. Itu diduga kemungkinan kekurangan nutrisi ya makanan ya. Diduga ya," katanya.

Polisi menyebut keempat korban meninggal dalam waktu berbeda-beda. Korban disebut terakhir terlihat pada September kemarin. Polisi masih menyelidiki kasus ini.

Halaman 2 dari 2
(jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads