"Sangat tertutup, tidak ada komunikasi. Kalau saya ada kegiatan lingkungan, saya baru panggil gedor-gedor. Misal ada pendataan BPS, penyemprotan DBD baru dia keluar. Terakhir saya ketemu anak dan ibunya 3 bulan lalu," katanya.
Tetangga korban bernama Roy (33) juga mengatakan hal serupa. Roy mengatakan kecurigaan warga atas bau menyengat akhirnya membuat diketahuinya ada empat orang tewas di rumah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum diketahui ada orang meninggal, ini udah bau sih dari Jumat lalu tanggal 4 (November)," kata Roy.
Roy tinggal tidak jauh dari rumah korban. Dia menduga awalnya bau tersebut berasal dari bau bangkai.
"Saya pikir kan ada tikus mati cuma kan lewat sekilas gitu ya. Cuma habis itu lewat 2-3 hari tambah pekat," katanya.
Dia mengatakan aroma tak sedap itu semakin menyengat tercium. Dia mengatakan tetangga lain juga mengeluhkan hal yang sama.
"Akhirnya ada yang ujung ibu-ibu komplain pas lagi joging gitu komplain. Nih baunya sudah nggak wajar, katanya tambah lama tambah pekat," ucap dia.
Setelah itu, warga bersama pengurus RS bersepakat membuka paksa pagar rumah korban. Setelah itu, warga melihat sesosok mayat di dalam rumah tersebut. Warga lalu melaporkan peristiwa itu ke Polsek Kalideres.
Dari hasil autopsi terhadap empat jasad tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Keempat korban diduga tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman yang cukup lama.
(jbr/mei)