Modus Laboratorium Sabu WN Iran di Jaksel: Kirim Keramik dari Jerman

Modus Laboratorium Sabu WN Iran di Jaksel: Kirim Keramik dari Jerman

Wildan Noviansah - detikNews
Jumat, 11 Nov 2022 16:31 WIB
Bareskrim Polri mengungkap kasus laboratorium masak sabu (narcotics kitchen lab) di Jakarta Selatan (Jaksel). Sebanyak 2 orang warga negara (WN) Iran ditangkap. (Wildan N/detikcom)
Bareskrim Polri mengungkap kasus laboratorium masak sabu (narcotics kitchen lab) di Jaksel. Sebanyak 2 WN Iran ditangkap. (Wildan N/detikcom)
Jakarta -

Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri mengungkap kasus laboratorium sabu (narcotics kitchen lab) di Jakarta Selatan (Jaksel). Para pelaku yang merupakan warga negara (WN) Iran menyelundupkan sabu dengan modus pengiriman paket keramik dari Jerman.

"Narkotika jenis sabu ini berasal dari Jerman yang dikirimkan melalui atau via kantor pos ke warga negara Iran kemudian dalam bentuk mentah seperti rekan-rekan lihat di depan kita adalah paket keramik," kata Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, dalam jumpa pers di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, Jumat (11/11/2022).

Dalam kasus tersebut, polisi berhasil mengamankan dua tersangka yang merupakan pria asal Iran berinisial MHD (35) dan AK (25). MHD berperan sebagai penerima paket dan AK berperan sebagai 'tukang masak' sabu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasubdit I Dittipidnarkoba Kombes Pol Jean Calvin Simanjuntak mengatakan kedua tersangka tersebut tidak saling mengenal dan dikendalikan tersangka lain atas nama S yang saat ini statusnya DPO. Calvin mengatakan MHD sudah tinggal di Jakarta selama 3,5 bulan, sedangkan AK selama 1,5 bulan.

Awalnya MHD ditawari DPO S untuk bekerja di bidang interior, sedangkan AK bekerja sebagai mekanik. Namun seiring berjalannya waktu, pekerjaan tersebut hanya modus belaka.

ADVERTISEMENT

"Untuk MHD pekerjaannya untuk di bidang dekorasi interior, sehingga paket yang dimasukkan ke Indo berupa sampel keramik. Tersangka AK dijanjikan pekerjaan sebagai mekanik. Namun berjalannya waktu ternyata pekerjaan itu tidak ada," ujarnya.

MHD ditugaskan menerima paket narkoba yang dikirim ke Indonesia. Diketahui sudah tiga kali paket narkoba dikirimkan, dengan rincian paket pertama dan kedua dikirimkan pada Oktober 2022 dengan berat bruto masing-masing 6,7 kg. Sementara itu, paket ketiga dikirimkan pada November dengan berat 3,6 kg.

"Peran dari tersangka satu MHD adalah Mulai dari menerima paket yang dikirim ke Indonesia, yang dikendalikan DPO S, karena yang membiayai DPO S, dari pengiriman dan penempatan mereka tinggal di apartemen itu yang biaya DPO S. Menerima tiga kali paket melalui kantor pos," ujarnya.

Sementara itu, tersangka AK yang awalnya dijanjikan pekerjaan mekanik justru ditugaskan sebagai koki untuk memasak bubuk sabu menjadi sabu kristal yang siap jual.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Polisi Bongkar Modus 2 Warga Iran Bikin Laboratorium Sabu di Jaksel':

[Gambas:Video 20detik]



Calvin menyebut AK sempat menolak permintaan S, tapi karena desakan ekonomi S pun terpaksa melakukan pekerjaannya tersebut. S mengetahui tata cara mengolah sabu setelah diajarkan S melalui video prescon.

"Tersangka dua AK, datang ke Indonesia dijanjikan jadi mekanik. Sehingga pada pengantaran pertama, barang sudah diterima dan sudah ada di kitchen lab di atas. Baru dibuka video prescon dengan DPO S, di situ disampaikan bahwa itu narkotika," kata dia.

"Respon nya, tersangka AK mengatakan kenapa narkotika? saya tidak bisa bekerja seperti ini, tapi karena kebutuhan ekonomis, sehingga tetap dilakukan. Dengan cara digaet melalui komunikasi via HP," imbuhnya.

Tersangka Gunakan Visa Berlibur

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Jayadi menuturkan tersangka MHD dan AK masuk ke Indonesia dengan menggunakan visa wisata.

"Hasil pendalaman yang dilakukan oleh tim, yang kami dapatkan bahwa dua tersangka masuk ke Indonesia ini menggunakan visa kunjungan, atau visa turis atau visa wisata," ujarnya.

Jayadi mengatakan, semua biaya mulai dari transportasi hingga akomodasi lain dari para tersangka dibiayai penuh oleh DPO S dengan iming-iming menerima pekerjaan yang sudah dijanjikan.

"Yang membiayai dan mengarahkan, memerintahkan mereka sampai di Indonesia adalah DPO S yang awalnya mereka dijanjikan untuk bekerja," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads