Merah Putih Institute (MPI) menjadi organisasi dan gerakan yang hadir untuk turut aktif menjaga stabilitas nasional. Serta mencerdaskan anak muda dengan menargetkan mahasiswa, aktivis organisasi kepemudaan, buruh, seniman dan budayawan.
"MPI ini hadir sebagai wadah alternatif bagi pemuda untuk bersama-sama melakukan akselerasi menjadi katalisator, mempersatukan bangsa, dan mencerdaskan masyarakat," ujar Ketua Umum Merah Putih Institute, Safruddin Abas dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11/2022).
Abas menilai Indonesia saat ini tengah menghadapi gangguan domestik maupun internasional karena banyaknya kelompok yang tidak mampu memahami kondisi sebenarnya. Beberapa kelompok pun bersifat reaktif dan melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah, yang pada akhirnya mengganggu konsentrasi pemerintah dalam melanjutkan pembangunan nasional. Serta berujung pada instabilitas kondisi ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, pihaknya hadir di tengah masyarakat dengan ditandai deklarasi yang dipadukan panggung kebudayaan bertepatan di Hari Pahlawan ini. Kegiatan yang berlangsung di Rumah Merah Putih, Bukit Duri, Jakarta Selatan ini dihadiri sekitar 100 peserta dari berbagai kalangan, seperti serikat buruh, komunitas ojol dan aktivis kepemudaan.
Abas mengungkap MPI saat ini tengah menyusun berbagai program untuk melakukan konsolidasi maupun mengajak pemuda turut aktif menjadi bagian dari organisasi MPI.
"Banyak hal yang akan kami lakukan, seperti dialog, seminar dan pendekatan kepada grassroot untuk mencerdaskan kehidupan sosial. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memproteksi generasi selanjutnya untuk merawat jiwa nasionalisme dan semangat kebangsaan," jelas Abas.
Abas mengaku senang dengan dilahirkannya MPI. Apalagi dirinya didukung baik oleh berbagai pihak dan siap mendorong berbagai pihak untuk menjaga keutuhan bangsa.
"Respons alhamdullilah dari semua kalangan disambut baik. Karena kami datang dengan niat yang baik, kita membawa semangat perubahan yang baru sehingga mereka menyambut dengan baik," ungkapnya.
Senada dengan Abas, Resporatori Saddam Al-Jihad selaku Dewan Pembina MPI mengungkapkan visi MPI sebagai katalisator dan menjaga stabilitas nasional.
"Visi besar itu yang kita dorong dan kami tentunya membutuhkan banyak orang dan elemen masyarakat, seperti buruh ojol, seniman, dan lain sebagainya," ungkap Saddam.
"2023 akan ada kondisi resesi ekonomi dan kemungkinan ada fragmentasi antara politik identitas. Dengan hadirnya MPI, diharapkan membawa solusi untuk menjaga stabilitas nasional untuk mengurangi konflik di lapisan sosial," tambahnya.
Lebih lanjut, Saddam mengungkapkan sudah ada 34 provinsi yang akan dideklarasikan untuk memperkuat jaringan. Diketahui, Pulau Jawa menjadi sentrum pergerakan sebagai prototipnya.
Saddam mengaku sudah mengantongi beberapa gagasan untuk berkolaborasi antar komunitas untuk memperkuat dan melancarkan pergerakan dari MPI.
"Contohnya kolaborasi dengan ojol yang memiliki program namanya Unit Reaksi Cepat (URC). Sementara, MPI kan punya jaringan aktivisnya. Kolaborasi seperti ini yang kita gabungkan untuk bertindak ketika ada bencana maupun konflik sosial yang terjadi di lapangan misalnya," terangnya.
Di kesempatan yang sama, Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Mayjen TNI (Purn) Nono Sukarno mengaku senang dan bangga dengan hadirnya MPI sebagai pergerakan kepemudaan yang turut aktif dalam menjaga keutuhan bangsa.
"Semakin banyak generasi penerus seperti MPI ini, maka masa depan bangsa ini akan cerah. Pemuda harus bergerak sebagai agen perubahan," pungkasnya.
(fhs/ega)