Pihak TransJakarta mengklaim angka kecelakaan terus menurun setiap tahun. Direktur Operasional dan Keselamatan TransJakarta Yoga Adiwinanto menyebut kurangnya awareness (kesadaran) dari pengendara mobil dan motor juga menjadi penyebab kecelakaan yang melibatkan TransJakarta.
"Pelanggaran-pelanggaran dari pengendara lain motor dan mobil itu pun akhirnya berdampak pada kecelakaan yang melibatkan TransJakarta," kata Yoga di Kaum Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2022).
Yoga mengatakan TransJakarta tidak bisa bergerak sendiri jika busway masih terbagi dengan pengendara lain. Di meminta Dishub dan kepolisian bersama-sama meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait hal ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pelanggaran-pelanggaran tolong segera mungkin dihindari, lawan arus, tidak memakai helm, belok sembarangan dan lain-lain. Sebenarnya porsi kami akan bertanggung jawab terhadap yang berhubungan dengan TransJakarta, pramudinya, manajemennya. Tapi di luar itu, ini merupakan tanggung jawab bersama, sedang dikoordinasikan dengan dinas-dinas, instansi lain bisa bersama membuat kampanye keselamatan yang lebih besar lagi," jelas Yoga.
Selain itu, kini TransJakarta tengah menyusun pedoman latihan terhadap pramudi. TransJakarta juga telah mengajukan Standar Khusus Kompetensi (SKK) bagi pramudi ke Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
"Selama ini baru ada SKK untuk bus saja yang dilatih tidak serta-merta untuk pramudi TransJakarta, bagaimana dia di jalur seperti apa di rute bagaimana, bahkan sampai teknologi untuk tombol, penggunaan rem tangan," jelas Yoga.
"Kita dibantu dengan KNKT, kita menyusun pedoman untuk standar pramudi tadi, sedang kita ajukan untuk SKK khusus yang nanti akan didaftarkan ke BNSP. Itu nanti semua pengemudi TransJakarta harus mengikuti sertifikasi dengan SKK khusus," lanjutnya.
Kemudian, nantinya setiap pramudi akan di-rolling setiap dua bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kehati-hatian mereka dalam berkendara.
"Ternyata dari pramudi bilang, 'Pak kalau saya disini terus saya itu biasanya kurang fokus.' Karena mereka sudah mengerti lah disini kayak gimana jadi tingkat awareness mereka itu berkurang," jelas Yoga.
"Jadi yang kami lakukan kami minta mereka pokoknya ada sudah materinya itu adalah Journey Management Plan (JMP). Mereka pelajari dulu tuh rute yang mau mereka lalui, apa saja bahaya-bahayanya, hazard-nya apa saja, minimal ada tiga rute yang mereka sudah dapetin bayangannya. Jadi setidaknya selama dua bulan mereka tahu apa-apa saja hazard-nya," lanjutnya.
Simak Video 'Klaim TransJakarta soal Angka Kecelakaan Menurun Setiap Tahunnya':