Beberapa bangunan di Jalan Asia Afrika jadi saksi sejarah Konferensi Asia Afrika pada 1955. Lokasi-lokasi tersebut pernah dipakai para pemimpin dunia untuk bertemu dan berbicara hingga terbentuk Dasasila Bandung.
detikcom menengok beberapa gedung di Jalan Asia Afrika, Bandung, yang pernah menjadi bagian dari sejarah terjadinya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 18 April-24 April 1955. Salah satunya Gedung Merdeka.
Berdasarkan informasi dari petugas keamanan, Gedung Merdeka memang menjadi salah satu lokasi dilaksanakannya rangkaian pertemuan Konferensi Asia Afrika. Aula gedung itu sempat jadi lokasi pertemuan hingga terumuskannya Dasasila Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tampak dari depan, gedung yang jadi saksi sejarah ini tidak banyak berubah dan tak jauh berbeda dengan foto bangunan yang pernah jadi tempat Konferensi Asia Afrika. Hanya, bangunan itu kini tengah direnovasi untuk pemugaran.
![]() |
Kemudian, berjarak beberapa meter, tampak juga bangunan yang pernah menjadi salah satu lokasi rangkaian acara Konferensi Asia Afrika. Gedung itu kini menjadi Museum Konferensi Asia Afrika.
Tampak gedung juga tidak banyak berubah. Bentuk hingga cat warna gedung tidak berbeda seperti terjadinya konferensi itu pada 1955.
Lebih lanjut, tak jauh dari kedua bangunan tersebut, ada salah satu hotel yang juga menjadi lokasi para pemimpin dunia menetap. Hotel tersebut bahkan menyimpan salah satu bukti asli pernah terjadinya Konferensi Asia Afrika, yakni buku kehadiran para pemimpin dunia yang diabadikan di salah satu kotak berlapis kaca di dekat pintu masuk hotel.
Buku tersebut tampak kuno tapi dengan kondisi yang masih baik. Terlihat tulisan tangan di salah satu lembar kertas buku tersebut 'Asians-Africans Conference'.
Terlihat beberapa nama-nama pimpinan dunia beserta tanda tangannya tertulis di secarik kertas buku itu, seperti Perdana Menteri Republik Rakyat China Chou En Lai atau Zhou En Lay serta Presiden yang juga Perdana Menteri Mesir Jamal Abdel Nasser. Selanjutnya, tampak nama bapak pendiri negara Pakistan, M Ali Jinnah, yang juga memiliki peran dalam memprakarsai terselenggaranya KAA.
Hotel ini sekarang menjadi lokasi diselenggarakannya acara 'Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective'.
Sebelumnya, pada hari pertama acara, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri juga sempat berbicara soal Konferensi Asia Afrika pada 1955. Salah satu yang diungkap Megawati adalah peran Sukarno dalam Konferensi Asia Afrika.
"Kalau kita ingat dari sejarah, di tempat inilah gerak solidaritas bangsa-bangsa Asia Afrika menyatu. Para pemimpin bangsa dari 29 negara bertemu. Mereka memenuhi panggilan sejarahnya. Mereka berjuang untuk mewujudkan suatu tata dunia baru yang seharusnya bebas dari kolonialisme dan imperialisme. Mereka berkumpul dengan satu tekad, untuk mewujudkan perdamaian dunia yang saat itu terancam oleh Perang Dingin," ucap Megawati secara virtual dalam acara di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di kawasan Ampera, Jakarta Selatan, Senin (7/11).
"Jadi, yang paling saya kagumi adalah dengan caranya Bung Karno itu bisa mengajak yang namanya sekarang menjadi Republik Rakyat Tiongkok untuk ikut di dalam Konferensi Asia-Afrika tersebut," sambungnya.
Simak juga 'Peringatan KAA, Ratusan Bendera Negara Berkibar di Bandung':