Puan: Negara Tak Mungkin Sejahtera Jika Para Perempuannya Tertinggal

Laporan dari Korea Selatan

Puan: Negara Tak Mungkin Sejahtera Jika Para Perempuannya Tertinggal

Ahmad Toriq - detikNews
Senin, 07 Nov 2022 10:36 WIB
Ketua DPR Puan Maharani menerima gelar Dr Honoris Causa dari PKNU, Busan. (Ahmad Toriq/detikcom)
Foto: Ketua DPR Puan Maharani menerima gelar Dr Honoris Causa dari PKNU, Busan. (Ahmad Toriq/detikcom).
Busan -

Ketua DPR Puan Maharani bicara soal peran perempuan dalam pidato ilmiahnya usai menerima anugerah Doktor Honoris Causa (Dr Hc) dari Pukyong National University (PKNU) di Busan, Korea Selatan. Puan menegaskan pentingnya peran perempuan bagi kemajuan suatu Negara.

Puan mengawali pidatonya soal perempuan dengan bicara kondisi terkini mengenai keterbukaan ruang dan akses partisipasi seluruh rakyat dalam membangun bangsa dan negara. Dia mengatakan hal tersebut merupakan keunggulan demokrasi, yaitu menjamin partisipasi warga bangsa dalam mengartikulasikan hak politik, hak sosial, hak budaya dan hak ekonomi.

"Bahkan juga memberikan ruang artikulasi kaum perempuan dalam segala bidang. Menyertakan perempuan dalam setiap jabatan bukan sebagai kebijakan afirmatif, akan tetapi merupakan kesadaran atas penghargaan harkat dan martabat manusia," kata Puan di PKNU, Busan, Senin (7/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato ilmiah Puan berjudul 'Demokrasi Pancasila untuk Mewujudkan Indonesia dan Dunia yang Lebih Sejahtera, Adil, Damai, dan Berkelanjutan.'

Puan lalu bicara soal populasi perempuan di seluruh dunia, yang mencapai 3,8 miliar jiwa, atau 49% dari penduduk dunia. Puan bicara saat ini perempuan telah banyak aktif dan mengambil peran yang strategis dalam setiap kegiatan di segala bidang.

ADVERTISEMENT

"Akan tetapi di banyak negara, perempuan juga masih menghadapi berbagai kendala yang dapat berasal dari kehidupan sosial, budaya, ekonomi maupun politik. Oleh karena itulah, masih diperlukan berbagai upaya edukasi, sosialisasi, advokasi dan fasilitasi dalam rangka memperkuat peran perempuan," ujarnya.

Puan sempat menghentikan pidatonya karena menahan haru dan tangis. Namun Puan tetap melanjutkan pidatonya dan bicara soal isi pertemuan tingkat tinggi para Ketua Parlemen Perempuan Internasional, The 14th Summit of Woman Speakers of Parliament, di Uzbekistan pada September yang lalu yang isinya merekomendasikan bahwa perempuan harus saling membantu, mendukung, dan mendorong perempuan untuk mendapatkan peluang dan kemajuan dalam hidupnya.

"Inti dari pembangunan kesetaraan dan keadilan gender bukanlah meneguhkan siapa yang mendominasi dan didominasi, melainkan menemukan koridor untuk saling berbagi secara adil dalam segala aktivitas kehidupan tanpa membedakan pelakunya laki-laki maupun perempuan; sama halnya kita tidak membedakan pelaku aktivitas kehidupan karena perbedaan warna kulit, ras, dan keyakinan," ujar Puan.

Puan menganalogikan laki-laki dan perempuan sebagai dua sayap seekor burung. Jika dua sayapnya sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.

"Inilah semangat yang juga harus kita tanamkan bersama dalam membangun kehidupan demokrasi, di mana perempuan dan laki-laki dalam harkat, martabat, kemajuan dan kesejahteraan yang sama. Negara tidak mungkin sejahtera dan maju jika para perempuannya tertinggal," kata Puan.

Lihat juga video 'Politikus PDIP: Pilihan Capres Jokowi dan Mega Tidak Akan Berbeda':

[Gambas:Video 20detik]



(tor/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads