Tahukah kamu jenis-jenis wayang di Indonesia? Wayang adalah warisan kebudayaan asal Indonesia yang merupakan salah satu karya seni budaya yang menonjol. Jenis wayang Indonesia amatlah beragam yang tersebar di seluruh penjuru negeri.
Sebagai bangsa yang cinta akan warisan budaya Indonesia, kita perlu mengetahui jenis-jenis wayang di Indonesia. Lantas, apa saja jenis-jenis wayang Indonesia? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Jenis-jenis Wayang di Indonesia
Diketahui seperti dilansir situs Jendela Kemdikbud, ada lebih dari 100 jenis-jenis wayang tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Ada Wayang kulit Purwa berkembang pesat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Wayang golek Sunda berkembang di Jawa Barat, wayang kulit Parwa di Bali. Selain itu wayang juga berkembang di Nusa Tenggara Barat dengan sebutan wayang Sasak, lalu ada Wayang Banjar di Kalimantan Selatan, Wayang Palembang di Sumatera Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat 60 jenis wayang dalam data Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Berikut ini jenis-jenis wayang Indonesia antara lain:
- Wayang Garing
- Wayang Beber Kyai Remeng
- Wayang Beber Pacitan
- Wayang Kulit Betawi
- Wayang Suket
- Wayang Thengul
- Wayang Wong Mataraman
- Wayang Wong Sriwedari
- Drama Tari Wayang Wong
- Wayang Sampir
- Wayang Catur
- Wayang Pantun
- Wayang golek Cepak Indramayu
- Wayang Golek Lenong betawi
- Wayang Topeng Tengger
- Wayang Gung
- Wayang Menak Sasak
- Wayang Ajen
- Wayang Ceplak
- Wayang Kulit Majalengka
- Wayang Landung
- Wayang Parwa
- Wayang Sapuh Leger
- Wayang Wong Parwa
- Wayang Kulit Sekar Kedaton
- Wayang Mbah Gandrung
- Wayang Rai Wong
- Wayang Wong Topeng
- Wayang Kancil
- Wayang Orang Ngesti Pandowo
- Wayang Potehi
- Wayang Obrol
- Wayang Krucil
- Wayang Timplong
- Wayang Topeng Malang
- Wayang Golek Lebak
- Wayang Golek Blora
- Wayang Apem
- Wayang Gandrung
- Wayang Kulit Banjar
- Wayang Sukadana.
![]() |
Sejarah Wayang di Indonesia
Pembahasan tentang jenis-jenis wayang ini selanjutnya mengantarkan kita pada sejarah wayang di Indonesia. Sejarah wayang diperkirakan mulai dikenal dan berkembang di Nusantara sejak 1500 SM sebagai bagian ritual oleh nenek moyang.
Hal itu berangkat dari percaya bahwa roh atau arwah orang meninggal tetap hidup dan bisa memberi pertolongan pada yang masih hidup. Karena itu roh-roh itu lantas dipuja dengan sebutan "hyang" atau "dahyang" yang diwujudkan dalam bentuk patung atau gambar. Dari sinilah asal usul pertunjukan wayang, walaupun masih dalam bentuk yang sederhana.
Seiring perkembangan zaman, fungsi wayang sebagai media untuk menghormati arwah nenek moyang juga mengalami perkembangan. Pada masa Hindu Budha di Indonesia, cerita Ramayana dan Mahabarata berkembang pesat dengan penambahan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut yang berakulturasi dengan budaya masyarakat setempat.
Wayang juga digunakan dalam penyebaran agama Islam sebagai media dakwah dengan penambahan tokoh-tokoh, pengembangan cerita, termasuk penyesuaian jalan cerita sehingga tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Hingga kini, wayang tetap bertahan hidup dan terus mengalami perkembangan yang dipengaruhi oleh agama, serta nilai-nilai budaya yang masuk dan berkembang di Indonesia.
Hari Wayang Nasional 7 November
Keragaman dan keunikan jenis-jenis wayang Indonesia pun mengantarkan wayang dikenal dunia. Sebagai seni nan indah juga mengandung nilai-nilai keutamaan hidup, wayang ditetapkan UNESCO sebagai sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003, dan kemudian masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO untuk kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity dengan judul The Wayang puppet theater tertanggal 4 November 2008.
Momentum tersebut yakni pada tanggal 7 November ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional. Hal ini berdasarkan Keppres No. 30 Tahun 2018 yang berisikan penetapan tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional (HWN).
Simak juga 'Melihat Mural Wayang Pancasila di Magelang':