Ular naga yang ditemukan di kawasan Pegunungan Sanggabuana dikaitkan dengan makhluk mitologi. Bukan tanpa sebab, bentuk dari ular bernama latin Xenodermus javanicus itu memang sepintas mirip dengan naga yang selama ini digambarkan.
Amir Hamidy, peneliti herpetologi dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), mengatakan bentuk sisik ular tersebut yang berlunas atau menyerupai tanduk jadi alasan ular itu disebut-sebut sebagai ular naga
"Kenapa dikaitkan dengan mitologi ular naga, ya, karena bentuk sisiknya aja, tapi itu umum. Orang menyebutkan naga cuma istilah mitologi sebetulnya, dari suatu makhluk dan bisa dikaitkan ke mana-mana. Salah satunya sisik berlunas kayak tanduk itu," kata Amir dilansir detikJabar, Kamis (3/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Amir, tidak hanya ular, hewan lain yang punya sisik serupa juga banyak disebut dengan istilah naga seperti Komodo Dragon.
"Banyak yang disebut naga itu ada beberapa nggak cuma ular itu aja, ada Komodo Dragon. Si ular ini unik, punya sisik berlunas makanya disebut naga. Jadi nggak mengherankan sudah biasa ular ini tapi memang hidupnya di pegunungan yang sungai kecil berbatu ini," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, sisik berlunas pada ular naga punya fungsi untuk bisa berjalan dan beraktivitas di bebatuan. "Kenapa sisiknya berlunas seperti itu, ya, itu adaptasi dia di bebatuan agar bisa bergerak dengan tumpuan sisik yang bertonjol-tonjol itu," jelas Amir.
Baca berita selengkapnya di sini.
(rdp/idh)