Amarah Ibu Yosua ke Hendra Kurniawan dkk: Masak Rumah Jenderal Tak Ada CCTV!

Amarah Ibu Yosua ke Hendra Kurniawan dkk: Masak Rumah Jenderal Tak Ada CCTV!

Zunita Putri - detikNews
Rabu, 02 Nov 2022 11:15 WIB
PN Jaksel menggelar sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat dengan terdakwa Bharada Eliezer, Selasa (25/10/2022). Keluarga mendiang Yosua dan pengacara dihadirkan sebagai saksi.
Orang tua Brigadir J, Rosti Simanjuntak (Fajar Briantomo/detikcom)
Jakarta -

Emosi ibu Brigadir N Yosua Hutabarat, Rosti Simanjuntak, meledak ketika Brigjen Hendra Kurniawan datang ke rumahnya setelah Yosua dimakamkan. Rosti emosi karena mendengar anaknya meninggal di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta.

Hal itu disampaikan Ayah Yosua, Samuel Hutabarat, dalam sidang di PN Jaksel, Rabu (2/11/2022), Samuel menceritakan, seusai pemakaman, ada rombongan polisi yang datang ke rumahnya. Samuel mengenal salah satunya yakni Brigjen Hendra Kurniawan.

Samuel mengatakan Hendra menceritakan kronologi tembak-menembak antara Yosua dan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu (Bharada E) yang dipicu karena Yosua hendak melecehkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Hendra menjelaskan kronologi itu di depan ibu, kakak, dan adik Yosua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, Samuel mengatakan Kasatreskrim Jakarta Selatan memaparkan peristiwa tembak-menembak dan menyinggung perihal tidak ada CCTV di rumah Sambo. Di situlah emosi ibu Yosua meledak.

"Saya tanya siapa yang pertama nembak pak mohon izin. Yang menerangkan Kasatreskrim Jakarta Selatan, si Kasatreskrim bilang yang tembak almarhum Bharada E. Saya tanya ada kena Bharada E tidak ada, jadi semua tembakan Bharada E kena, saya tanya 'masa anak saya nembak nggak kena satupun'. Terus katanya almarhum nembak panik, terus pakai 2 tangan. Saya tanya mohon maaf pak mana yang lebih akurat pak tembak dengan 2 tangan atau 1 tangan pak? Setahu saya akurat 2 tangan, si kasatreskrim bilang 'dia menembak dengan keadaan panik'," kata Samuel saat bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal.

ADVERTISEMENT

"Saya bilang kan ini rumah dinas, lihat saja CCTV-nya. Ada kombes sebelah Hendra, bilang Pak itu emang rumah dinas tapi nggak ada CCTV, jadi nggak usahlah kita berdebat," imbuh Samuel.

Samuel menyebut saat itu istrinya Rosti Simanjuntak marah mendengar tidak ada CCTV di rumah Sambo. Rosti mengatakan tidak masuk akal jika rumah seorang jenderal tidak ada CCTV.

"Istri saya dengan nada marah 'hei, kamu bilang nggak ada CCTV. Ini lingkungan sekolahan dari pintu gerbang ada CCTV, ayo ke kantor, lihat ada kelihatan yang datang. Masak, rumah jenderal nggak ada CCTV', jadi setelah itu kombes itu nggak nyaman, lalu pamit, dan nggak lama pak Hendra pulang," ungkap Samuel.

Rosti, yang hadir dalam sidang, pun menambahkan keterangan Samuel. Rosti mengatakan pihak Hendra meminta Rosti datang ke Jakarta untuk mengambil bukti.

"Mereka menyuruh kami untuk mengambil bukti itu harus datang ke Jakarta. Sedangkan saya begitu sudah hancur hati buktikan barang bukti yang sah jangan asbun karena saking kesalnya saya, anak saya dibunuh. Jadi saya langsung bilang 'kamu seorang jenderal nggak usah banyak bicara, saya yang membesarkan anakku, jadi jangan banyak bicara CCTV," kata Rosti.

Dalam sidang ini duduk sebagai terdakwa adalah Bripka Ricky Rizal Wibowo dan Kuat Ma'ruf. Dia didakwa melakukan pembunuhan Brigadir Yosua bersama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, serta Bharada Richard.x

Simak juga Video: Kuat Ma'ruf Bantah Punya Niat Seperti di Dakwaan: Demi Allah!

[Gambas:Video 20detik]



(zap/yld)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads