Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbicara sejumlah hal, termasuk kondisi perang antara Rusia dan Ukraina. Ganjar mengaku bangga, di tengah situasi perang yang masih terus terjadi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berani menyambangi Rusia dan Ukraina.
Pernyataan Ganjar itu disampaikan saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Pancasila. Ganjar awalnya bicara terkait gejolak geopolitik dunia yang bisa berdampak pada Indonesia jika tidak mengambil langkah.
"Jika gejolak geopolitik kita biarkan, maka Indonesia bakal ikut kena pukulan yang sangat berat, PR besar buat kita," kata Ganjar saat mengisi acara di Universitas Pancasila, Selasa (1/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar lalu mengatakan salah satu hal yang menjadi kunci, yakni perdamaian. Dia mengaku bangga Jokowi sebagai salah satunya yang memperjuangkan hal itu dengan menyambangi Rusia dan Ukraina.
"Maka Perdamaian menjadi kunci utama perbaikan situasi kondisi negara, saya bangga juga di tengah situasi perang (Rusia dan Ukraina) Presiden datang ke medan perang, dan itu bukan di negaranya, di negara orang lain. Effort kita untuk mendudukkan," ucapnya.
Ganjar menegaskan apa yang dilakukan Jokowi sudah tepat. Dia juga menyebut kondisi saat Jokowi datang ke medan perang itu pun menegangkan.
"Perdamaian menjadi kunci itu betul-betul harus kita dengungkan, saya sekarang viralkeun. Apa yang dilakukan Jokowi waktu ke Rusia dan ukraina menurut saya tepat, menantang, challenging, betul," ujarnya.
Lebih lanjut, Ganjar juga melihat Jokowi tak berhenti sampai upaya tersebut. Dia meyakini momentum G20 juga akan dimanfaatkan Jokowi untuk mendudukkan semua negara dan meredakan ketegangan yang terjadi di dunia.
"Sebagaimana kita tahu upaya itu masih akan dilanjutkan presiden kita saat nanti jadi tuan rumah G20 di 15-16 November, untuk pertama kalinya loh Indonesia memimpin di tengah situasi yang sulit ini. Bahkan dengan segala potensi Indonesia masih diyakini sebagai negara yang mampu meredakan ketegangan dunia baik itu ketegangan perang Rusia-Ukraina maupun perang dagang antara China dan Amerika," jelasnya.
"Saya ngomong dengan Bu Menlu, ada beberapa kawan duta besar yang termasuk juga di sana ya pak ya, bagaimana acara G20 itu betul-betul Indonesia tidak boleh jadi... (tak terdengar). Kita pemimpin, kita yang harus mewarnainya, kita yang harus menyampaikan agendanya, ini menarik, kita punya kesempatan untuk mempengaruhi pikiran dunia," imbuhnya.