Melihat RPTRA Tanah Abang Warisan Ahok yang Masih Terawat dan Ramai

Melihat RPTRA Tanah Abang Warisan Ahok yang Masih Terawat dan Ramai

Mulia Budi - detikNews
Sabtu, 29 Okt 2022 16:01 WIB
RPTRA Tanah Abang III, Jakpus (Mulia/detikcom)
RPTRA Tanah Abang III, Jakpus (Mulia/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Eneng Maliyanasari menyebut 70 persen ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) rusak karena tidak ada biaya perawatannya. Namun RPTRA di Jalan Tanah Abang III, Gambir, Jakarta Pusat, tampak masih terawat.

Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (29/10/2022) pukul 14.11 WIB, sejumlah anak-anak tampak bermain di RPTRA Tanah Abang III. Ada yang bermain bola hingga perosotan.

"(RPTRA ini) angkatan dua, tahun 2016 juga yang bangun itu pas zamannya Pak Ahok bekerja sama dengan CSR PT Agung Sedayu Group," kata Kasi Kesejahteraan Masyarakat Rinda Widyahardiana saat ditemui di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rinda mengatakan antusiasme anak-anak di Kelurahan Petojo Selatan untuk bermain di RPTRA Tanah Abang masih tinggi. Dia menuturkan pengelola RPTRA hingga kelurahan berkoordinasi memperbaiki fasilitas mainan yang rusak.

"Karena antusiasme anak itu tinggi, main, ya beberapa mainan memang sudah rusak, tapi kita berusaha untuk memperbaiki itu dari ngelas, dari ngecat, tapi yang benar-benar sudah patah yang memang sudah nggak bisa diperbaiki, ya sudah tidak ada lagi gitu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Kita berusaha untuk misalkan yang rusak itu tetap kita las, yang tadinya nggak bisa muter, bagaimanapun tetap ada gitu. Kita mempertahankan yang ada saja gitu," imbuhnya.

RPTRA Tanah Abang III, Jakpus (Mulia/detikcom)RPTRA Tanah Abang III, Jakpus (Mulia/detikcom)

Dia mengatakan berita acara serah terima RPTRA Tanah Abang III ke kelurahan dibuat pada 2017. Rinda menyebut dana perawatan fasilitas RPTRA yang rusak berasal dari anggaran di kelurahan dan hasil keuntungan gross mart yang dijalankan pengelola RPTRA.

"Jadi dari kelurahan apa sih yang ada di kelurahan, misalkan kemarin tuh engsel rusak gitu kan, ada stok nggak ya di kelurahan. Misalkan ada stok, kalau misalkan nggak ada stok, anggarannya nggak ada, otomatis kadang-kadang ya dari pengelola. Itu kan jualan, untungnya itu juga, dari gross mart itu berjalan, alhamdulillah. Dari dulu kan gross mart dijalankan ya. Keuntungan utamanya untuk beli (untuk ganti) yang rusak itu juga," ujarnya.

Dia mengatakan ada enam pengelola di RPTRA Tanah Abang III. Dia menyebut terawatnya RPTRA itu lantaran Kelurahan Petojo Selatan juga peduli terhadap fasilitas permainan di RPTRA tersebut.

"Kalau RPTRA, pengelola itu ada enam orang. Nah, koordinasinya baik, terus yang kedua kalau dari anggaran itu sendiri kenapa itu alhamdulillah sampai sekarang bagus karena dari Kelurahan aware, peduli, karena mainan itu RPTRA kan terkenal dengan mainannya," ucapnya.

Selain itu, dia mengatakan ada program les baca, tulis, hitung hingga bahasa Inggris yang diberikan pengelola RPTRA Tanah Abang kepada anak-anak di Kelurahan Petojo Selatan. Anak-anak dapat mengikuti program les itu secara gratis.

"Jadi alhamdulillah yang kita tahu kan RPTRA itu cuma tempat main, tapi sebenarnya dari pengelola itu kan direkrut berdasarkan skill-nya masing-masing. Jadi kita mengeksplor skill apa sih yang ada di masing-masing orang, jadi bisa berbakti ke masyarakat lagi," ujarnya.

"Jadi baru calistung sama bahasa Inggris. Kalau calistung itu setiap hari Rabu jam 15.00 WIB itu sekitar 20 anak. Kalau bahasa Inggris hari Sabtu ada dua sesi, sekitar 40 anak," tambahnya.

Sebelumnya, anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta Eneng Maliyanasari mendesak Pemprov DKI Jakarta membenahi kondisi dan fasilitas ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) yang rusak dan tidak ramah anak. Dia melihat banyak fasilitas di RPTRA yang tak terawat, bahkan rusak.

"Pemprov DKI harusnya peka pada fenomena ini. Saya minta Pemprov segera membenahi, memperbaiki, dan merenovasi beragam fasilitas RPTRA yang rusak," kata Eneng seperti dilansir Antara, Sabtu (29/10/2022).

Eneng mengatakan mendapati fasilitas RPTRA yang tak terawat berdasarkan pengawasan pihaknya di lapangan. Dia menyebutkan sedikitnya 70 persen RPTRA era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) rusak karena tidak ada biaya perawatannya, terutama terjegal karena pandemi COVID-19.

"Saat ini kondisinya miris sekali, RPTRA yang harusnya jadi tempat bermain anak hingga olahraga lansia menjadi terbengkalai dan tidak bisa dipergunakan," ucap Eneng.

Eneng memberi contoh kondisi di RPTRA Manggis, Palmerah, dengan kondisi fasilitas bermain sudah rusak dan tidak memenuhi standar keamanan, tetapi masih digunakan. Dia melihat kondisi bangunan RPTRA mulai rusak, seperti atap aula yang bocor, AC yang mati, dan toilet yang tidak dapat digunakan.

Simak juga Video: Saat Anies Bicara Keadilan-Sentil Kebijakan Era Ahok soal Motor

[Gambas:Video 20detik]




(azh/azh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads