Setiap orang tentu ingin tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Pasalnya, saat jatuh sakit, semua aktivitas sehari-hari bisa menjadi terhambat.
Hal inilah yang dialami oleh Farisman (46), yang kini tidak dapat bekerja lagi seperti dulu lantaran didiagnosis gagal ginjal dan harus melakukan perawatan cuci darah setiap minggunya. Pria yang kesehariannya menjadi seorang petani ini terpaksa harus bertahan dengan hemodialisis darah setiap minggunya.
"Awal mula saya harus melakukan hemodialisis darah adalah ketika itu badan saya merasa mudah lelah sekali, kehilangan selera makan dan gejala umum lainnya. Saya mengira cuma demam biasa, namun ketika ke Puskesmas, saya dirujuk ke RS dan didiagnosa oleh dokter dengan penyakit gagal ginjal. Sampai saat ini saya tidak bisa bekerja lagi seperti sedia kala, karena memang tidak mampu untuk bekerja berat," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Farisman mengaku bersyukur karena dirinya sudah bergabung menjadi peserta JKN sejak 3 tahun lalu. Terlebih saat ini ia tidak mampu lagi untuk bekerja karena dalam seminggu harus melakukan hemodialisis 2-3 kali.
Berkat Program JKN, kata Farisman, biaya yang seharusnya ia keluarkan untuk berobat pun ditanggung BPJS Kesehatan. Selama berobat, ia menyampaikan dirinya mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak seperti pasien umum lainnya.
"Selain bersyukur dibiayai oleh pemerintah, saya juga senang karena pelayanan diberikan oleh pihak Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) ini juga ramah. Mereka tidak membedakan saya yang berasal dari peserta BPJS Kesehatan yang dibiayai oleh pemerintah dengan pasien umum lainnya. Salut saya," ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Bukittinggi, Gusni Merdekawati menyampaikan Program JKN menanggung berbagai penyakit. Selama peserta JKN membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai indikasi medisnya maka penyakit tersebut akan ditanggung oleh Program JKN.
(fhs/ega)