Seorang anak berusia 1 tahun 9 bulan di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), bernama Haidar Nur Ali, meninggal diduga akibat gagal ginjal akut. Petugas Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur (Jaktim) mengambil sampel darah dari keluarga Haidar.
Ibu Haidar, Fatmy Yulinda (41), mengatakan petugas Puskesmas Kecamatan Cakung juga mengambil sampel air keran dan air minum untuk mencari tahu penyebab anak usia bawah lima tahun (balita) itu meninggal.
"Dari puskesmas sudah kemarin ambil sampel darah. Indikasinya kencing tikus. Makanya dicek diambil sampel air keran dan air minum sama cek darah," kata Fatmy seperti dilansir Antara, Jumat (28/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas Puskesmas Kecamatan Cakung mendatangi rumah orang tua Haidar di Jatinegara Lio RT 03/04, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung pada Rabu (26/10).
Korban Sempat Diare
Awalnya, anak bungsu dari Fatmy itu mengalami gejala diare sekitar akhir Juli 2022. Fatmy sempat membawa anaknya ke klinik.
"Awalnya anak saya diare tiba-tiba. Lagi sehat, lagi main-main gitu tiba-tiba diare. Malam pas habis main kok mencret, kita bawa dulu ke klinik untuk tindakan pertama, tapi tidak ada hasil," ujar Fatmy.
Fatmy mengatakan membawa anaknya yang masih berusia satu tahun sembilan bulan tersebut ke Rumah Sakit (RS) Hermina Jatinegara untuk pengobatan lebih lanjut. Setelah dua pekan menjalani rawat jalan, diare yang dialami Haidar berangsur membaik.
Namun, setelah itu Haidar mengalami gejala batuk dan pilek. Fatmy pun kembali membawa Haidar ke rumah sakit untuk diberikan perawatan.
"Hari Senin saya bawa ke Hermina, tapi malamnya saya mandiin pipisnya sudah sedikit," tutur Fatmy.
Setelah tiba di RS, dokter menyarankan Haidar untuk dirawat inap setelah dilakukan tes darah. Haidar pun dipasang alat bantu kateter, namun juga masih belum bisa buang air kecil.
Dia meminta anaknya dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Namun saat itu belum mendapatkan respons.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saat dirawat di Harapan Kita, Haidar ditangani sementara di ruang perawatan karena saat itu kondisi ruang ICU telah penuh.
"Dilihat kondisi anak tak mungkin untuk di ruang perawatan. Harus segera mungkin cuci darah. Cuma anak saya lagi kritis. Jam tujuh malam kita cuci darah dan kebetulan ada ICU kosong," kata Fatmy.
Dia mengatakan anaknya kemudian mengalami koma hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan September 2022.
"Saat itu sudah lepas ventilator, tapi paginya dipasang ventilator lagi. Mungkin dari situ dia sudah koma tidak ada respons sama sekali sampai dua minggu," ungkap Fatmy.
Fatmy menjelaskan selama menjalani pengobatan, anaknya itu sempat diberikan obat sirop dari pihak RS yang merawat Haidar.
"Waktu berobat jalan ada dikasih sirop antibiotik. Kalau obat batuk, dia bubuk. Tapi sudah diperiksa dari Hermina aman semua," kata Fatmy.
Fatmy mengatakan setelah kepergian anaknya itu pihak Polres Metro Jakarta Timur juga telah datang memberikan bantuan.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Nikensari Koesrindartia, belum memberikan jawaban ketika diminta konfirmasi terkait jumlah kasus gagal ginjal akut di wilayah Jakarta Timur.