IMM Dukung Kapolri Larang Tilang Manual: Acungi Jempol!

Suara Mahasiswa

IMM Dukung Kapolri Larang Tilang Manual: Acungi Jempol!

Audrey Santoso - detikNews
Kamis, 27 Okt 2022 20:46 WIB
Ketum IMM, Abdul Musawir Yahya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Abdul Musawir Yahya. (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Abdul Musawir Yahya menilai langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melarang tilang manual dan memaksimalkan tilang elektronik (ETLE). Abdul menilai peniadaan tilang manual mengurangi ketegangan polisi dengan pengendara.

"Saya sepakat, saya acungi jempol, saya apresiasi langkah Kapolri untuk menanggulangi ketegangan antara polisi dan masyarakat. Saya sangat mendukung," kata Abdul kepada wartawan, Kamis (27/10/2022).

Dia mengatakan tak bisa dimungkiri banyak terjadi ketegangan antara polisi dan masyarakat, khususnya pengendara, karena tilang manual. Kesan masyarakat terhadap polisi yang timbul adalah polisi hanya mau minta uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beberapa fenomena yang ada di daerah, masyarakat dengan polisi sering bersitegang itu banyak dipicu karena tilang-menilang. Akhirnya kesannya antara polisi dan masyarakat sering cekcok, itu banyak fenomena. Apalagi banyak beredar rekaman polisi yang direkam oleh masyarakat, menilang itu hanya minta uang saja," ungkap Abdul.

"Itu kita nggak ngerti juga itu uangnya lari ke mana. Razia liar, akhirnya pandangan masyarakat ke polisi itu sangat tercoreng. Polisi yang harusnya pengayom masyarakat berubah jadi polisi pemalak masyarakat," imbuh Abdul.

ADVERTISEMENT

Abdul kemudian berpendapat kebijakan larangan tilang manual adalah solusi terbaik untuk menghindarkan personel Polri dari perilaku yang mencoreng citra Polri. Dia pun berharap ETLE diberlakukan hingga ke kampung-kampung.

"Kebijakan Kapolri dalam rangka menghindari perilaku yang mencoreng citra polisi, ETLE itu solusi terbaik. Biar narasi polisi Presisi, pengayom dan dekat masyarakat betul-betul terwujud. Itu langkah yang tepat, cuma harus juga diberlakukan di perkampungan," tutur Abdul.

Menurut Abdul, jika teknologi ETLE belum menjangkau hingga ke jalan kampung, polisi dapat melakukan sanksi teguran yang humanis pada pengendara.

"Ini kan nggak semuanya ada kamera CCTV. Kebijakan itu harus berlaku di semua daerah. Kalaupun di daerah tertentu belum ada CCTV, cukup ditegur sudah cocok itu, manusiawi banget itu, sangat humanis. Adapun yang melanggar, cukup didekati, dielus-elus, jangan dimarah-marahin," ujar Abdul.

(aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads