Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 26 Oktober 2010 menewaskan ratusan orang. Salah satu korban dalam bencana 12 tahun lalu itu ialah sang juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Dilansir detikJateng, Rabu (26/10/2022), aktivitas Gunung Merapi mulai berubah dari siaga menjadi awas pada 25 Oktober 2010 pukul 06.00 WIB. Jumlah guguran material saat itu meningkat tajam dari di bawah 100 menjadi di atas 180 kali per hari.
Erupsi besar Gunung Merapi kemudian terjadi pada 26 Oktober 2010 pukul 17.58 WIB dengan diikuti sirene panjang yang memicu kepanikan warga sekitar. Mbah Maridjan kala itu menolak dievakuasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mbah Maridjan saat itu mengaku ingin menepati janjinya kepada Sultan Hamengkubuwono IX untuk terus menjaga Merapi sampai akhir hayat. Mbah Maridjan memilih menetap di rumahnya di Desa Kinahrejo saat keluarganya telah mengungsi.
Awan panas dari gunung yang dijaganya itu merenggut nyawanya. Mbah Maridjan ditemukan tewas di dapur rumahnya pada Rabu (27/10/2010) dalam posisi sujud.
Simak berita selengkapnya di sini.
Simak juga 'Melihat Angkutan Wisata Gunung Merapi yang Baru Diluncurkan':