Singgung Teddy Jenderal, Pengacara AKBP Doddy Sebut Ada Potensi Intimidasi

Singgung Teddy Jenderal, Pengacara AKBP Doddy Sebut Ada Potensi Intimidasi

Paradisa Nunni Megasari - detikNews
Senin, 24 Okt 2022 18:28 WIB
Profil AKBP Doddy Prawiranegara
AKBP Doddy Prawiranegara (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Kuasa hukum AKBP Doddy Prawiranegara, Adriel Akbar, menyebut kliennya mendapat intervensi dan intimidasi dari pihak Irjen Teddy Minahasa. Hal tersebut disampaikan Adriel setelah dia mengajukan permohonan justice collaborator untuk kliennya di LPSK.

"Kami melihat ada potensi kemungkinan-kemungkinan intimidasi dan intervensi dari pihak tertentu karena kan beliau (Teddy Minahaaa) ini jenderal, ini kan nggak sembarangan," kata Adriel kepada wartawan di LPSK, Senin (24/10/2022).

Adriel menjelaskan, pihak keluarga AKBP Doddy menyebut telah menerima intervensi dari pihak Irjen Teddy. Namun Adriel mengaku masih mendalami hal itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intervensi dan intimidasi itu memang kami masih dalami, cuma memang ada hal yang diungkapkan oleh keluarga yaitu terkait intervensi sudah ada," kata Adriel.

Redaksi telah meminta tanggapan terkait klaim pihak AKBP Doddy kepada Hotman Paris selaku kuasa hukum Irjen Teddy Minahasa. Namun, hingga berita ini dimuat, Hotman Paris belum memberikan jawaban.

ADVERTISEMENT

AKBP Doddy Ajukan Diri sebagai JC

Kuasa hukum AKBP Doddy Prawinegara, Adriel Purba, mengajukan kliennya sebagai justice collaborator dalam kasus narkoba Irjen Teddy Minahasa. Adriel berharap permohonan JC tersebut dikabulkan dan memastikan kliennya akan jujur.

"Kemungkinan kami masih dalam proses pengajuan permohonan ke LPSK sebagai justice collaborator(untuk) klien kami, yang mana mereka adalah AKBP Doddy Prawiranegara, Linda Pudjiastuti, dan Samsul Ma'arif," kata Adriel Purba.

Sebelumnya, pengacara AKBP Doddy Prawiranegara menyinggung soal perintah Irjen Teddy Minahasa untuk menjebak Linda terkait kasus peredaran narkoba. Pihak AKBP Doddy menilai perintah itu janggal.

"Sangat janggal, sangat dibuat-dibuat dugaan saya ya, sekali lagi ini penjelasan dari semua klien saya. Saya sudah crosscheck mereka semua karena saya kan juga mendampingi," kata pengacara AKBP Doddy Prawiranegara, Adriel Purba, kepada wartawan, Senin (24/10).

Dalam kasus ini, Irjen Teddy mengaku memerintahkan AKBP Doddy untuk menjebak tersangka Linda Pujiastuti dengan teknik control delivery sabu 5 kg. Namun pihak Irjen Teddy menyebut AKBP Doddy salah memahami perintah atasannya.

Menurut Adriel, perintah Irjen Teddy keliru. Pasalnya, ia menyuruh kliennya yang sudah tidak menjabat Kapolres Bukittinggi.

"Dia disuruh mengungkap dan menangkap Linda yang sementara itu bagian narkoba. Kenapa Pak Teddy tidak menyuruh saja di Polda Sumbar, kenapa harus Pak Doddy yang notabenenya anggota logistik Polda Sumbar," katanya.

Baca di halaman selanjutnya: Irjen Teddy Minahasa membantah.

Irjen Teddy Minahasa Bantah Terlibat Jual Sabu

Pengacara Teddy Minahasa sebelumnya, Henry Yosodiningrat, mengatakan Teddy Minahasa tahu soal penyisihan 1 persen dari total 41,4 persen barang bukti Polres Bukittinggi. Namun Teddy mengklaim penyisihan barang bukti itu untuk keperluan operasi narkoba dengan teknik undercover control delivery.

Henry Yosodiningrat mengatakan Teddy Minahasa sebelumnya penyisihan barang bukti itu hendak digunakan untuk menjebak Linda melalui teknik undercover.

"Penggunaan untuk barbuk yang disisihkan itu antara lain bisa untuk teknik undercover, untuk operasi-operasi selanjutnya, bukan untuk dijual. Nah, ini kenapa dijual? Kaitannya dengan upaya untuk menjebak si Linda," tutur Henry, Selasa (18/10).

Menurut Henry, AKBP Doddy Prawiranegara, yang saat itu menjabat Kapolres Bukittinggi, tidak menjalankan operasi undercover sesuai dengan prosedur dan keluar dari perintah Teddy Minahasa sebagai Kapolda Sumatera Barat saat itu. AKBP Doddy Prawiranegara disebutnya diam-diam bertransaksi dan menjual barang bukti itu di Jakarta.

"Nah, (harusnya) masuknya di wilayah hukum Polda Sumbar, dong. Ternyata, tanpa setahu dia, si kapolres itu malah di Jakarta. Lho dari situ, 'lho kok dia ke Jakarta, ini kan di luar wilayah hukum saya, bikin kita tidak bisa berbuat apa-apa'," beber Henry.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads