Pidato Jokowi dalam setiap acara peresmian hingga HUT partai seolah-olah membawa konstelasi Pilpres 2024 datang lebih cepat. Sejumlah pakar dan analis politik menilai, pidato Jokowi ingin mencari legasi yang tepat selepas kepimpinannya.
Alhasil, gestur dan ucapan Jokowi dianggap sebagian pihak sebagai sinyal politik yang mengarah kepada siapa tiket capres diberikan. Pasalnya, tidak hanya satu kali hal ini terjadi. Dalam beberapa kesempatan, pidato Jokowi selalu menyinggung pilpres 2024 hingga capres-cawapres seperti yang terjadi dalam Musra I di Jawa Barat, Bandung
"Memang kita harus tahu juga bahwa menurut undang-undang, yang mengusung calon presiden dan wakil presiden itu partai atau gabungan partai. Tapi pada saat pencoblosan, itu yang menentukan adalah rakyat. Kita harapkan Musra bisa memunculkan pemimpin yang dicintai rakyat, yang mau dekat dengan rakyat, yang mau turun ke bawah, tidak hanya duduk enak di istana. Setuju?," kata Jokowi Minggu (28/8) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara HUT ke-58 Golkar Jumat (21/10) lalu. Ucapan dan gestur Jokowi kembali menjadi perhatian politik dan publik dalam beberapa waktu.
Cukup berbeda dengan biasanya, pidato malam itu seolah-olah merujuk sebuah kegelisahan yang bermuara pada sindiran terhadap partai yang telah mendeklarasikan capres-cawapres. Menjadi menarik, saat diketahui bahwa acara itu dihadiri sejumlah tokoh politik di antaranya Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi, Sekjen PDI-P Hasto Kritiyanto.
Selain tokoh politik, hadir pula mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, politisi senior Partai Golkar di antaranya Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar Akbar Tanjung hingga Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar sekaligus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam pidato yang disampaikannya, ia berpesan bahwa partai Golkar harus serius dalam memilih calon presiden dan wakil presiden yang mereka usung.
"Saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden 2024," ujar Jokowi mengawali pembukaan pidato, Jumat (21/10) lalu.
Pidato Jokowi yang menyinggung deklarasi capres dari partai menuai sorotan. Tak sedikit yang mengaitkan pernyataan Jokowi mengarah pada deklarasi Partai Nasdem yang mengusung Anies Baswedan, figur yang selama ini dikesankan berseberangan dengan alur politik Jokowi.
"Saya kan hanya memberikan sebuah gambaran bahwa siapa pun capres cawapres yang dipilih itu memang harus hati-hati karena menakhodai 273 juta rakyat Indonesia. Sehingga sekali lagi, dalam penentuan capres cawapres tadi saya sampaikan hati-hati dengan kalkukasi yang detail, tidak sembrono," ujar Jokowi.
Malam ini Adu perspektif mengangkat topik "Siapa Sembrono Deklarasi Capres?". Menghadirkan sejumlah narasumber politik dan akademisi yakni Panda Nababan (Politikus Senior PDI Perjuangan), Effendi Gazali (Pakar Komunikasi Politik), Effendi Choirie (Ketua DPP Partai Nasdem), Faldo Maldini (Staf Khusus Mensesneg), Acep Iwan Saidi (Pakar Semiotika ITB) dan Ahmad Khoirul Umam (Direktur Eksekutif Indostrategi), saksikan secara langsung dari halaman detikcom, kanal video 20detik dan youtube detikcom, Senin (24/10/2022).
(edo/ids)