Jakarta - Pengeroyokan terhadap Ketua FPG DPRD Tk II Kabupaten Tanggamus Lampung, Salamun, diduga terkait konflik Gubernur Lampung. Salah satu pelaku dikenali korban sebagai Rico Menoza, putera Sjachroedin ZP, Gubernur Lampung saat ini.Demikian diungkapkan Salamun kepada wartawan di tempatnya menjalani perawatan kesehatan, ruang Catur Prasetya III kamar 6, RS Polri dr Soekamto, Kramatjati, Jakarta, Minggu (16/7/2006)."Saya kenal Rico, dia anaknya Sjachroedin. Dia yang pertama kali memukul kemudian diikuti teman-temannya," kata Salamun.Peristiwa pemukulan ini sendiri sudah dilaporkan Salamun ke Polres Jakarta Pusat, Jumat 14 Juli. Dalam surat laporan bernomor 858/k/VII/2006/restro.JP, disebutkan tersangka pemukulan bernama Rico Menoza.Pemukulan ini sendiri terjadi saat Salamun mengikuti rapat kerja Komisi II dengan Menteri Dalam Negeri, Senin 10 Juli, sekitar pukul 21.15 WIB. Salamun yang saat itu duduk di balkon dihampiri seorang pria.Pria tersebut lalu mengajak Salamun ke tempat parkir kendaraan. Pria itu mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu Salamun. Namun kenyataannya Salamun malah dianiaya. Sekelompok orang memukulinya secara bergantian.Seorang pelaku bahkan mengaku sebagai anggota kepolisian. Dia meminta Salamun untuk tutup mulut mengenai peristiwa keji itu. Jika tidak, Salamun dan keluarga akan dihabisi.Para pelaku juga sempat menanyai sikap Salamun saat FPKB menyampaikan sikap dan pandangannya mengenai kemelut gubernur Lampung. Salamun sempat berteriak 'Allahu Akbar', ketika FPKB menyatakan tetap konsisten menolak pemilihan gubernur Lampung ulang.Sjachroedin ZP dan Syamsuria Ryacudu terpilih sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung pada pemilihan gubernur pada Mei 2004. Mereka menyisihkan pesaingnya pasangan Oemarsono-Ibrahim BS. Sjachroedin yang pernah menjabat Deputi Operasi Kapolri ini meraih 49 suara. Sedangkan, Oemarsono yanga pernah menjabat Gubernur Lampung hanya 17 suara. Rapat DPRD dihadiri 67 dari 75 anggota DPRD setempat.Pemilihan gubernur kali ini merupakan pemilihan ulang karena hasil pemilihan pada Desember 2002 dibatalkan Departemen Dalam Negeri. Pemilihan yang telah menghasilkan pasangan Alzier Dianis Thabrani-Ansyori Yunus, tidak diakui karena Alzier terkena kasus pidana.
(djo/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini