Harga Batu Bata di Bantul Rp 400/biji

Harga Batu Bata di Bantul Rp 400/biji

- detikNews
Sabtu, 15 Jul 2006 14:54 WIB
Bantul - Akibat kekeringan dan banyak saluran irigrasi yang rusak, warga Bantul banyak yang menjadikan lahan sawahnya untuk pembuatan batu-bata. Sebab saat ini harga batu bata sangat mahal yakni Rp 400/biji. Padahal sebelum gempa terjadi, harganya Rp 200/biji.Pemandangan itu terlihat di wilayah Kecamatan Banguntapan, Piyungan dan Pleret, Bantul. Di sepanjang jalan antara Kecamatan Banguntapan terutama di desa Potorono, Jambidan hingga Desa Pleret sebagian besar lahan sawah dijadikan tempat mencetak batu bata. Demikian pula dari Jambidan hingga Sitimulyo, Piyungan juga banyak berdiri tempat pembuatan dan pembakaran batu bata di areal persawahan."Banyak saluran irigasi yang rusak. Daripada pada hanya ditanami tanaman palawija atau kedelai, hasilnya tidak cucuk (imbang - red) dengan biaya yang dikeluarkan. Lebih baik membuat batu-bata sekarang ini," kata Wagiono seorang pembuat batu bata di DesaPotorono, Banguntapan Bantul kepada detikcom, Sabtu (15/7/2006).Menurut Wagiono, dua minggu setelah gempa permintaan batu-batu meningkat pesat. Sementara itu pasokan ke sejumlah tempat penjualan material dan toko besi bangunan di wilayah Kota Yogyakarta dan Bantul sangat terbatas. Pada penjual material maupun para pemilik rumah yang ingin membangun rumah saat ini banyak yang langsung datang ke tempat pembuatan batu bata. "Ada yang langsung membeli tapi ada pula yang harus pesan dengan memberikan uang panjar lebih dulu. Banyak yang rebutan mas. Kita tak perlu repot menawarkan ke toko lagi. Mereka sudah datang sendiri," katanya.Dia mengatakan dari tempat mencetak bata, per seribu biji harga bata berkisar Rp 325.000 - Rp 350.000 atau Rp 325-Rp 350/biji. Namun bila sudah masuk ke kota atau toko material harganya mencapai Rp 400/biji.Bersama empat orang rekan dan dibantu istrinya, dia terus mencetak bata. Setiap hari mampu memcetak antara 700 -1.000 biji. Pembakaran baru dimulai bila sudah mencapai 10 ribu biji. Untuk membakar diperlukan waktu lebih kurang selama satu minggu yang menghabiskan sekitar 5 kuintal sekam dan kayu bakar. "Untuk cari sekam padi dan serbuk sisa penggergajian kayu saat inisulit sekali," katanya.Karena tingginya permintaan bata hingga menjelang musim penghujan nanti, dia mengaku terus mencetak bata. Hari ini sekitar 10 ribu bata sudah diambil seorang pemilik toko material dari Kota Yogyakarta menggunakan sebuah truk. Sekitar 12 ribu bata yang sudah kering sudah siap dibakar lagi.Saat ini, pesanan juga terus berdatangan tanpa henti. Sementera itu tenaga dan waktu produksi juga terbatas. Proses pembuatan juga tergantung oleh cuaca. "Bila cuaca mendung terus seperti dua hari terakhir ini sangat mempengaruhi pencetakan bata tidak bisa kering dengan sempurna. Ini jadi agak tersendat," katanya. (jon/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads