Banda Aceh - Presiden SBY meminta seluruh rakyat Aceh untuk membangun kembali Aceh dengan jujur dan tulus. Tugas rakyat Aceh untuk membangun Aceh tidak boleh berhenti setelah lahirnya Undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA) karena UUPA bukan tujuan akhir. Pernyataan itu dilontarkan Presiden pada peresmian Sekolah Sukma di Kecamatan Cot Keutapang, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, Jumat (14/07/2006). "Dengan lahirnya Undang-undang Pemerintahan Aceh bukan berarti tugas rakyat Aceh berhenti sampai di sini saja. Kita bangun Aceh dengan jujur dan tulus bersama-sama, sehingga apa yang kita cita-citakan dapat terwujud," ujarnya. Presiden juga mengenang jalan panjang karirnya lewat perjalanan tugas-tugas di Aceh. Mulai dari dirinya menjabat Menko Polkam sampai menjadi presiden. Begitu jugalah dirinya memperumpamakan jalan panjang lahirnya UUPA di Aceh. "UUPA ini menjadi tangung jawab kita bersama untuk maju dan membangun Aceh," katanya sembari mengingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan menciptakan perdamaian yang abadi di Aceh. Dia juga berharap, dengan diresmikannya Sukma ini, anak-anak kurang mampu dan korban tsunami mendapat pendidikan yang layak. Seiring itu, dunia pendidikan di Aceh juga diharapkan dapat bangkit pasca tsunami. Usai meresmikan sekolah, presiden beserta rombongan meninjau laboratorium sekolah dan kelas kesenian tersebut. Selain Sekolah Sukma di Kecamatan Cot Keutapang ini, ada 5 sekolah Sukma lainnya yang juga diresmikan di Kabupaten Pidie, Lhokseumawe, Nagan Raya, Aceh Jaya dan Nias. Dalam acara ini, selain Muspida Bireuen, hadir juga Kepala BRR, Kuntoro Mangkusubroto dan Ketua Umum AMM Pieter Feith. Terlihat juga perwakilan GAM seperti T. Kamaruzaman, Sofyan Dawod dan Darwis Jeunib. Usai acara, presiden melakukan salat jumat di kompleks sekolah. Setelah makan siang, presiden dan rombongan meninggalkan Bireuen menuju Lhokseumawe dengan helikopter khusus. Setelah itu, rombongan bertolak kembali ke Jakarta.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini