Polri Percepat Penuntasan Rekomendasi TGIPF soal Tragedi Kanjuruhan

Polri Percepat Penuntasan Rekomendasi TGIPF soal Tragedi Kanjuruhan

Nahda Utami - detikNews
Kamis, 20 Okt 2022 11:05 WIB
kadiv humas polri irjen dedi prasetyo
Irjen Dedi Prasetyo (Foto: Jemmi Purwodianto/detikJatim)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri melanjutkan investigasi terkait tragedi Kanjuruhan. Saat ini, Polri tengah mempercepat penuntasan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan.

"Ya harus cepet dituntaskan rekomendasi dari TGIPF," kata Kadiv Humas Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Kamis (20/10/2022).

Dedi memastikan Polri akan melaksanakan hasil rekomendasi TGIPF terkait tragedi Kanjuruhan. Rekomendasi itu, jelas Dedi, akan dilaksanakan secara tuntas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rekomendasi dari TGIPF harus dilaksanakan dulu secara tuntas," ujar Dedi.

Diketahui, TGIPF tragedi Kanjuruhan telah menyerahkan laporan hasil investigasi dan rekomendasi kepada Presiden Jokowi pada Jumat (14/10) lalu. Ada sejumlah poin rekomendasi TGIPF kepada Polri.

ADVERTISEMENT

Polri juga telah melakukan rekonstruksi kejadian tragedi Kanjuruhan pada Rabu (19/10). Rekontruksi digelar di Mapolda Jawa Timur (Jatim).

Sebanyak 3 tersangka yakni Kompol WS, AKP H, dan AKP BS dan 54 saksi dihadirkan saat rekonstruksi. Polri juga mendalami peran ketiga tersangka saat rekonstruksi.

Arahan Jokowi

Diketahui, Jokowi memberi catatan dalam hasil laporan investigasi TGIPF terkait tragedi Kanjuruhan. Jokowi meminta Polri untuk melanjutkan penyelidikan kasus Tragedi Kanjuruhan.

Hal itu disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud Md setelah menyerahkan laporan hasil investigasi TGIPF ke Jokowi pada Jumat (14/10) siang.

"Kami memberi catatan akhir, yang tadi digarisbawahi oleh Bapak Presiden, Polri supaya meneruskan penyelidikan tindak pidana terhadap orang-orang lain yang juga diduga kuat terlibat dan harus ikut bertanggung jawab secara pidana di dalam kasus ini," kata Mahfud dalam jumpa pers yang disiarkan YouTube Setpres, Jumat (14/10).

Mahfud mengatakan, dalam cuplikan yang diambil dari CCTV, Tragedi Kanjuruhan lebih mengerikan dari hanya sekadar disemprot gas air mata. Dia menyebut ada yang bergandengan untuk bisa keluar dan ada yang temannya tertinggal di dalam lalu ada juga yang masuk kembali ke stadion untuk menyelamatkan temannya.

"Jadi itu lebih mengerikan dari sekadar semprot mati, semprot mati gitu. Ada yang gandengan untuk bisa keluar bersama, satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk menolong temannya terinjak-injak mati," ujarnya.

Simak Video 'Hilangnya Tembakan Gas Air Mata ke Tribun di Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan':

[Gambas:Video 20detik]



(nhd/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads