Di Balik Arahan Tajam Jokowi ke Polri

Di Balik Arahan Tajam Jokowi ke Polri

Tim detikcom - detikNews
Senin, 17 Okt 2022 06:45 WIB
Arahan Presiden Jokowi ke ratusan pejabat polisi di Istana.
Foto: (Instagram Jokowi)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil pejabat Polri ke Istana Merdeka, pada Jumat lalu. Dalam momen tersebut, Jokowi memberikan arahan di antaranya soal gaya hidup mewah pejabat Polri yang menjadi sorotan.

Jokowi memperingatkan agar pejabat Polri untuk berhati-hati, tidak memamerkan gaya hidup. Jokowi meminta pejabat Polri tidak gagah-gagahan.

"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle, jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi, kecemburuan sosial ekonomi, hati hati. Saya ingatkan yang namanya Kapolres Kapolda yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi ngerem total, masalah gaya hidup, jangan gagah gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Saya ingatkan hati-hati," kata Jokowi seperti dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan adanya kasus Ferdy Sambo membuat indeks kepercayaan Polri turun. Jokowi meminta jajaran kepolisian mengembalikan indeks kepercayaan masyarakat kepada Polri.

"Tetapi begitu ada peristiwa FS runyam semuanya dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain tertinggi sekarang Saudara harus tahu menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara saudara sekalian. Di November itu masih 80,2 sangat tinggi sekali bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang kemarin Agustus berada di 54, jatuh, turun sangat rendah sekali. Begitulah pekerjaan berat yang saudara saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," jelas Jokowi.

ADVERTISEMENT

Mahfud Bicara Arahan Jokowi

Menko Polhukam Mahfud Md mengulas arahan tajam yang diberikan Presiden Jokowi saat mengumpulkan pejabat polisi di Istana Negara, Jakarta. Menurut Mahfud, arahan Jokowi itu juga ditujukan ke semua instansi pemerintahan.

Mahfud menyebut semua institusi pemerintahan harus melayani dan melindungi rakyat. Dia mengungkit pesan jangan congkak hingga nasihat viral yang disebut pernah disampaikan Irjen Teddy Minahasa.

"Arahan Presiden yang tajam kepada Kapolri di Istana Negara. Saya menganggap, secara struktural, arahan Presiden kepada Polri hari Jumat, tanggal 14 Oktober 2022, itu berlaku juga untuk penegak hukum yang lain, bahkan kepada semua institusi pemerintah. Yakni, harus melayani dan melindungi rakyat. Tidak boleh sewenang-wenang, koruptif, hedonis, bergaya hidup mewah, dan congkak," kata Mahfud dalam keterangan yang diunggah di Instagramnya seperti dilihat detikcom, Minggu (16/10).

Simak video 'Jokowi ke Polri: Ada Laporan Jangan Lamban, Ini Era Sosial Media':

[Gambas:Video 20detik]



Simak selengkapnya di halaman berikut

Saksikan juga Detik-detik Pemilu: Strategi Ridwan Kamil Menatap Pilpres 2024

[Gambas:Video 20detik]



Teddy Minahasa merupakan pejabat bintang dua di Polri yang terjerat kasus dugaan penyalahgunaan narkoba. Mahfud menyebut tingkah laku Teddy Minahasa membuat mantan Kapolda Sumatera Barat itu menjadi tersangka.

"Turuti nasihat yang mulia dari Teddy Minahasa Putra yang beredar di publik, tapi jangan tiru tingkah lakunya. Nasihat Teddy, yang mulia, ialah bahwa tugas polisi itu mengabdi, jangan sewenang-wenang, jangan mencari uang di Polri, jangan jadi polisi kalau ingin kaya," ujarnya.

"Itu nasihat Teddy yang bagus dan harus diikuti. Tapi jangan ikuti tingkah laku Teddy yang ternyata harus menjadikan dirinya sebagai tersangka dari satu jenis kejahatan yang sangat berbahaya, yakni peredaran dan bisnis gelap narkoba. Kalau di ilmu analogi, melakukan kejahatan narkoba saja berani, apalagi kejahatan biasa lainnya," imbuh Mahfud.

Mahfud juga akan memanggil Kompolnas untuk meningkatkan peran pengawasan di eksternal Polri. Sementara di kalangan internal Kemenko Polhukam, Mahfud mengatakan akan ada revitalisasi Saber Pungli agar laporan pemerasan dan mafia yang terjadi di sejumlah Polres menjadi perhatian.

"Saya akan panggil Kompolnas untuk meningkatkan peran pengawasan eksternalnya. Di internal Kemenko Polhukam, saya akan merevitalisasi Saber Pungli untuk memberi perhatian lebih terhadap laporan-laporan pemerasan dan mafia kasus yang terjadi di beberapa Polres," kata Mahfud.

Saksikan juga Detik-detik Pemilu: Strategi Ridwan Kamil Menatap Pilpres 2024

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(dek/dek)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads