3. Dikenali dari Kaus Kiriman Ayah
Pihak keluarga dihubungi polisi terkait penemuan jasad diduga Ara. Keluarga langsung mengenali jenazah Ara dari pakaian dan tanda khusus di tubuhnya.
"Iya masih di Jakarta, ada papanya sama kakaknya di sana. Dikenali dari bajunya, terus kaus yang dipakai itu kan papahnya yang beliin di sana (di Turki), dari gelangnya, dari giginya, dari kakinya kan dulu pernah kena air panas ya, jadi itu tanda-tandanya," kata Ibu kandung korban Sri Astuti ditemui di rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, tetangga keluarga korban bernama Untung mengatakan pihak keluarga sedang mengurus serah terima di Polsek Tambora.
![]() |
"Tadi saya ketemu ibunya, sudah dipastikan ciri-cirinya sesuai. Cirinya itu, dia ada pakai kaus pemberian ayahnya yang di Turki, pernah dikirim dari turki oleh ayahnya, terus di kaki itu ada tanda bekas kena siram air panas, terus sama di gigi ada ciri khasnya," terang Untung.
"Iya, selama ini ayah korban kerja di Turki, jadi chef makanan Jepang di Turki," tambahnya.
4. Penyebab Jasad Ara Terseret Jauh
Kuat dugaan Ara memang terseret arus lantaran status Katulampa dilaporkan siaga tiga sejak Sabtu (15/10) malam. Hal itu menyebabkan Ara terseret hingga Tambora, Jakarta Barat.
"Kemungkinan untuk korban memang terbawa hanyut aliran banjir. Karena memang kebetulan dari hari pertama sampai hari terakhir ini, terakhir semalam untuk Katulampa masuk, memasuki siaga ketiga. Siaga tiga berarti arus cukup kencang sehingga korban sampai terbawa arus sampai ke kali BKB ini," tutur Rizky, salah seorang petugas Basarnas.
5. Isak Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Ara
Pantauan detikcom, ambulans yang membawa jenazah Ara tiba di rumah duka sekitar pukul 17.00 WIB. Puluhan teman-teman satu kampusnya nampak berjejer di sisi gang menyambut kedatangan jenazah Ara. Tangisan keluarga dan teman Ara pecah.
Terlihat ayah kandung Ara, Sulhan tak kuasa menahan tangis atas kepergian Ara. Ia tampak tak kuat berjalan hingga harus dipapah oleh anak dan kerabatnya masuk ke dalam rumah. Berbeda dengan sang ayah, Ibunda korban lebih tegar saat menyambut jenazah sang anak.
"Ibu bapaknya, bapaknya itu kerja di Turki, jadi chef di hotel di Turki. Bapaknya ini memang lama tinggal di Turki, terakhir pulang itu 2 tahun lalu. Nah sekarang baru pulang lagi pas ada kejadian ini dia (Sulhan, red), baru dua hari lalu pulang," kata Paman Ara bernama Warham (63) ditemui di rumah duka di Perumahan Bumi Pertiwi, Kelurahan Cilebut Timur, Kabupaten Bogor.
Tidak lama setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah Ara langsung dibawa ke mesjid untuk disalatkan.
(isa/eva)