Sengit Andi Arief Vs PDIP Gegara Hasto Disebut Mirip DN Aidit

Sengit Andi Arief Vs PDIP Gegara Hasto Disebut Mirip DN Aidit

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 16 Okt 2022 06:33 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (dok PDIP)
Foto: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (dok PDIP)
Jakarta -

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut Sekjen PDI Perjuagan Hasto Kristiyanto mirip dengan pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit. Pandangan Andi Arief itu membuat PDIP geram.

Andi Arief menyampaikan pandangannya itu dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter-nya, @AndiArief_, seperti dilihat, Kamis (13/10/2022).

"Cara-cara Hasto memperlakukan lawan-lawan politik mirip cara-cara DN Aidit di tahun 1964," kata Andi Arief.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikonfirmasi terpisah, Andi Arief menjelaskan gaya Hasto yang dianggap seperti DN Aidit. Andi Arief menyebut mulai dari adu domba hingga terkesan menjadi sosok yang paling berkuasa.

"Ya mirip memang, adu domba, kemudian cari muka, kriminalisasi. Intinya seolah-olah paling berkuasa padahal tidak berkuasa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Andi Arief juga menyinggung sikap cari muka yang menurutnya dilakukan DN Aidit di tahun 1964. Andir Arief menyebut Hasto tengah mempraktikkan gaya DN Aidit tersebut.

"Cara mengambil hatinya, cari mukanya berlebihan di tahun 1964, setidaknya itulah yang saya pelajari dari sejarah. Sekarang sedang dipraktikkan oleh Hasto ini," ujarnya.

Andi Arief (dok. Andi Arief).Andi Arief (dok. Andi Arief). Foto: Andi Arief (dok. Andi Arief).

PDIP Tangsel Geram

Ketua DPC PDIP Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito membela Hasto. Wanto menduga Andi Arief punya gejala psikotik.

"Saya rasa Andi Arief masih halu berkepanjangan. Seperti memiliki gangguan psikotik. Mungkin karena pernah digerebek dan ditangkap di Hotel karena kasus narkotika jenis Sabu dengan seorang perempuan di sebuah hotel kali ya. Jadi sering nuduh orang sembarangan," kata Wanto dalam keterangannya, Jumat (14/10/2022).

Wanto Sugito menilai Andi Arief memerlukan penanganan medis. Namun, menurutnya posisi Andi Arief masih aman di Demokrat kerena kasus narkotikanya tidak mempengaruhi suara partai.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga Sosok minggu ini: Kiswanti, Pendekar Pustaka dari Parung

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Wanto, publik hanya teringat dengan kasus korupsi yang menjerat beberapa kader Demokrat.

"Publik betul betul belum lupa bagaimana suara Partai Demokrat anjlok dari 20,9% turun menjadi 10 % lantaran kasus korupsi besar-besaran kader mudanya. Dimulai dari Anas Urbaningrum, Rizal Malarangeng, Angelina Sondakh dan begitu banyak kader muda lainnya mati karir politiknya karena korupsi," ujarnya.

"Tapi untuk yang kasus narkoba di Partai Demokrat sepertinya masih aman. He he, paham deh," lanjut Wanto.

Jawaban Hasto

Hasto kemudian mengungkit bahwa Andi Arief dulunya anggota Partai Rakyat Demokrat (PRD). Menurut Hasto, Andi Arief dulu memiliki idealisme saat di PRD.

"Ya, itu gak usah ditanggapi, saya jujur kasihan sama Pak Andi Arief, ini kan temennya Pak Budiman Sujatmiko dulu, temen PRD," kata Hasto yang didampingi Budiman Sujatmiko usai gowes di Surabaya, seperti dilansir detikJatim, Sabtu (15/10/2022).

Hasto menyebut sosok Andi Arief berubah. Padahal, menurut Hasto, dulunya Andi Arief punya idealisme tinggi.

Namun, usai Andi Arief berubah sejak bergabung Partai Demokrat.

"Kata Pak Budiman, dulu Pak Andi Arief punya idealisme. Tetapi setelah masuk ke Partai Demokrat, kenapa rasa kemanusiaannya berkurang, idealismenya berkurang. Nanti Pak Budi Sujatmiko yang menjawab," terang Hasto.

Diketahui, PRD merupakan sebuah partai nonparlementer yang pernah dibentuk oleh sekelompok aktivis mahasiswa di Yogyakarta pada 1996. Budiman Sujatmiko dan Andi Arief pernah menjadi bagian dari partai ini sebelum akhirnya memilih ke PDIP dan Partai Demokrat.

Saksikan juga Sosok minggu ini: Kiswanti, Pendekar Pustaka dari Parung

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads