Komnas HAM Minta PT LIB Segera Datang Beri Keterangan Tragedi Kanjuruhan

Mulia Budi - detikNews
Jumat, 14 Okt 2022 18:12 WIB
Foto: Pool
Jakarta -

Komnas HAM masih menanti kedatangan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk diperiksa terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Komnas HAM menunggu kedatangan PT LIB pekan depan.

"Jadi kami meminta supaya PT LIB bisa segera datang ke Komnas dan memberikan keterangan. Sehingga laporan, rekomendasi, kesimpulan Komnas bisa segera selesai dan disampaikan ke para pihak. Kita tunggu Senin atau Selasa dulu," kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, saat dihubungi wartawan, Jumat (14/10/2022).

Dia mengatakan belum ada konfirmasi dari PT LIB terkait waktu kesanggupan untuk bisa diperiksa Komnas HAM. Dia berharap PT LIB dapat segera memenuhi undangan pemeriksaan terkait Tragedi Kanjuruhan oleh Komnas HAM.

"Sampai saat ini belum ada konfirmasi dari PT LIB kapan mereka akan datang memenuhi undangan Komnas. Kami berharap mereka secepatnya datang dan memberi keterangan sehingga cepat selesai," tuturnya.

Sebelumnya, Komnas HAM batal memeriksa PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. Hal itu lantaran Direktur Utama PT LIB Akhmad Hardian Lukita masih menjalani pemeriksaan di Polda Jawa Timur.

"Saya kira informasi yang kami dapatkan untuk penundaan permintaan keterangan dari PT LIB sesuatu yang bisa kita terima karena memang sedang berproses di Jawa Timur," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam kepada wartawan di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).

Dia mengatakan salah satu keterangan yang ditunggu Komnas HAM adalah dari Hardian Lukita. Dia menuturkan Komnas HAM akan menerima perwakilan PT LIB lainnya yang mampu menjelaskan duduk perkara terkait Tragedi Kanjuruhan selain Lukita.

"Ya salah satu yang paling penting adalah Dirutnya, kalau ada yang bisa mewakili, kalau misalnya dirutnya masih berproses terus di Polda Jawa Timur, ya kami menerima siapapun yang bisa menjelaskan duduk soalnya. Karena untuk PT LIB ini beberapa hal yang kami dapatkan tidak hanya kewenangan dari sebuah perusahaan, tapi juga beberapa orang yang ketika kami mendapatkan berbagai keterangan itu disebutkan namanya," tuturnya.

Pemeriksaan PSSI-Broadcaster

Komnas HAM telah memeriksa PSSI dan broadcaster yang menayangkan pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Pemeriksaan itu dilakukan pada Kamis (13/10) kemarin di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara memaparkan keterangan yang diminta dari PSSI dan broadcaster dalam pemeriksaan hari ini. Dia mengatakan Komnas HAM menanyakan sejauh mana peran broadcaster dalam penyelenggaraan pertandingan tersebut.

"Yang pertama dengan Indosiar, ini terkait kontrak antara Indosiar sebagai broadcaster dengan PT LIB. Itu yang pertama. Kemudian, peran para pihak, Indosiar dengan PT LIB, mendetailkan apa isi kontraknya termasuk juga peran-peran yang ada sebelum sampai saat pertandingan ini soal-soal teknis di lapangan," kata Beka dalam konferensi pers di kantornya.

"Terus yang ketiga, alur komunikasi. Jadi, bagaimana kemudian komunikasi antara Indosiar sebagai broadcaster dengan PT LIB, persiapannya terus kemudian memastikan soal keamanan, kualitas gambar, dan lain sebagainya Itu jadi fokus Komnas tadi," imbuhnya.

Dia mengatakan Komnas HAM menanyakan soal alur tanggung jawab dan komunikasi PSSI dalam struktur organisasinya. Selain itu, Komnas HAM menanyakan soal bagaimana penerapan statuta FIFA yang digunakan oleh PSSI.

"Terus kemudian, yang dengan PSSI lebih banyak soal alur tanggung jawab, terus komunikasi PSSI dengan perangkat-perangkatnya dari soal struktur organisasi sampai pada perangkat pertandingan. Kemudian high risk, tadi dijelaskan Pak Anam, soal high risk ini, terus juga statuta PSSI dengan statuta FIFA. Jadi, kami menanyakan soal bagaimana adopsi statuta FIFA yang ada di PSSI sampai seberapa banyak dan yang lain sebagainya. Itu jadi fokus permintaan keterangan," ujarnya.

Beka mengatakan Komnas HAM juga meminta keterangan dari asosiasi pemain profesional Indonesia (APPI). Dia menyebut peristiwa itu juga menjadi momentum untuk perbaikan persepakbolaan di Indonesia.

"Sementara dengan APPI, kami meminta respons dari para pemain terhadap tragedi Kanjuruhan dan juga seperti apa sih, menggali pengalaman-pengalaman dari pemain terkait dengan pelaksanaan kompetisi yang ada di Indonesia. Saya kira ini pengkayaan begitu karena kami juga ingin memanfaatkan momentum ini untuk perbaikan sepak bola di Indonesia. Jadi, bukan hanya fokus terhadap mengungkap Tragedi Kanjuruhan, tetapi juga bagaimana kemudian sebagai momentum untuk perbaikan persepakbolaan Indonesia," tuturnya.




(idn/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork