Komnas HAM menyebut Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang menyisakan trauma pada suporter hingga pemain Arema dan Persebaya. Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara, mendesak agar trauma healing untuk para korban segera diberikan.
"(Trauma healing) itu kebutuhan yang perlu disegerakan. Pemain, tenaga medis, korban, dan keluarga korban dan lain-lain," kata Beka saat dihubungi wartawan, Jumat (14/10/2022).
Beka mengatakan rasa trauma yang dialami korban, tenaga medis hingga pemain terkait Tragedi Kanjuruhan harus segera dipulihkan. Menurutnya, menjadi penting mendatangkan psikolog untuk percepatan pemulihan rasa trauma tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kan ada yang trauma, mereka masih trauma dengan kejadiannya, terus kemudian trauma soal lain misalnya melihat stadion dan lain sebagainya," kata Beka.
"Saya kira penting untuk segera mendatangkan ahli, psikolog begitu, untuk bisa mulai trauma healing," ujarnya.
Dia menjelaskan trauma healing itu tak diberikan oleh Komnas HAM. Dia menyebut pemberian trauma healing merupakan tanggung jawab PSSI.
"Artinya gini Komnas HAM tidak akan memberikan trauma healing, itu tanggung jawabnya PSSI, tanggung jawabnya Pemda dan yang lain sebagainya yang memang punya kewenangan untuk memberikan trauma healing," tuturnya.
Janji PSSI Bangun Posko Trauma Healing Pekan Depan
Sebelumnya diberitakan, PSSI akan membangun posko pemulihan trauma (trauma healing) untuk korban Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Jawa Timur). Posko trauma healing itu akan dibuat pekan depan.
"Ini yang digarisbawahi oleh Komnas HAM dan respons dari PSSI, insyaallah Senin depan akan dibuat posko trauma healing di Malang yang akan menangani masyarakat yang terdampak, sampai dengan tenaga medis. Tadi juga disinggung oleh Pak Choirul Anam ini yang kadang-kadang lupa tenaga medis," kata Komite Eksekutif (Exco) PSSI Sonhadji kepada wartawan setelah diperiksa Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
Dia mengatakan, dalam posko trauma healing itu, PSSI juga akan menurunkan psikiater. "Poskonya di Malang, nanti dokter-dokter dari PSSI, kemudian termasuk psikiater-psikiater nanti akan kami turunkan," ujarnya.
Simak selengkapnya Polri beri layanan medis door to door di halaman berikutnya.
Polri Beri Layanan Medis-Trauma Healing Door to Door
Pada kesempatan berbeda, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyatakan komitmen Polri untuk memberi pelayanan medis hingga trauma healing korban serta keluarga korban Tragedi Kanjuruhan hingga pulih total. Dia mengatakan 10 RS Bhayangkara di Polda Jawa Timur (Jatim) dan tenaga medisnya dikerahkan untuk menjangkau masing-masing korban.
"Perintah Bapak Kapolri, agar pengobatan, pelayanan medis para korban, hingga keluarga korban dilakukan dengan maksimal. Jadi tim-tim medis kami harus proaktif ya, sehingga dapat dipastikan para korban sempat dirawat di RS, maupun yang rawat jalan, dan yang mengalami trauma betul-betul pulih," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10)
Dedi lalu menuturkan pemulihan dan kesembuhan para korban, baik yang luka berat, luka ringan, dan trauma menjadi atensi pihaknya. Dia pun menerangkan Tim Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Jatim, lewat 10 RS Bhayangkara jajaran, telah menggelar Aksi Peduli Kemanusiaan Keluarga Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan.
"Pelayanannya juga ada yang jemput bola, door to door. Jadi pasien ini, semisal rawat jalan, ingin kontrol mata, buka jahitan, ganti perban, misalnya, itu tidak usah jauh-jauh menjangkau pelayanan medis," tutur Dedi.
"Yang kondisinya tidak memerlukan peralatan khusus atau tidak pada penanganan medis yang rumit, tinggal telepon saja atau sampaikan ke Bhabinkamtibmas, kami akan datang melayani dan gratis," sambung Dedi.