Komnas HAM Sudah Periksa Polisi Penembak Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM Sudah Periksa Polisi Penembak Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan

Mulia Budi - detikNews
Jumat, 14 Okt 2022 15:28 WIB
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dan pengacara korban, Rony E Hutahaean
Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara. (Kadek Melda/detikcom)
Jakarta -

Komnas HAM masih mendalami tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 132 orang. Komnas HAM telah memeriksa polisi yang menembakkan gas air mata dalam tragedi tersebut.

"Kami sudah meminta keterangan dari Brimob dan Satuan Polisi yang lain," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara saat dihubungi wartawan, Jumat (14/10/2022). Beka dikonfirmasi soal pemeriksaan polisi yang menembakkan gas air mata di Tragedi Kanjuruhan.

Beka belum memberikan penjelasan terkait hasil pemeriksaan tersebut. Dia mengatakan hasil pemeriksaan itu akan disampaikan dalam laporan akhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti kami sampaikan di laporan akhir," ujarnya.

Seperti diketahui, Komnas HAM telah memeriksa PSSI dan broadcaster yang menayangkan pertandingan Arema FC melawan Persebaya. Pemeriksaan itu dilakukan Kamis (13/10) kemarin di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

Komnas HAM Kantongi Video Krusial Tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM menyampaikan hasil perkembangan penyelidikan Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Dari hasil perkembangan, mengemuka video kunci tragedi Kanjuruhan.

Menurut komisioner Komnas HAM Choirul Anam, pihaknya memiliki video kunci yang direkam oleh salah satu korban yang akhirnya meninggal dalam tragedi itu.

Awalnya, Anam mengatakan sedang menghimpun data dan bukti yang ada di lapangan. Bukti ini berdasarkan keterangan saksi dan video saat kejadian seusai pertandingan Arema melawan Persebaya pada 1 Oktober 2022.

"Penembakan gas air mata pertama kali ke arah tribun selatan sekitar pukul 22.08.59 WIB. Tim sedang mendalami titik krusial yang mengakibatkan banyak korban yang meninggal. Hal inilah yang memicu kepanikan penonton dan muncul dinamika di lapangan menjadi ricuh," kata Anam dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (12/10).

"Ini tadi berdasarkan dari video kunci, video eksklusif, dan beberapa keterangan dari saksi yang selamat. Walaupun sempat ada yang pingsan di titik itu," sambungnya.

(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads