Bupati Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Muslimin Bando mengaku geram atas masifnya pemberitaan bencana alam di daerahnya. Dia menilai pemberitaan terkait bencana tersebut sengaja agar citra pemerintah daerah (pemda) menjadi cacat atau buruk.
"Untuk teman-teman wartawan, jangan juga berbangga untuk publikasi bencana supaya menjadi cacat pemerintah daerah. Apa salahnya kalau kirim dulu ke forkopimdanya bahwa di sini ada bencana, terus turun sama-sama," ungkap Muslimin dalam rekaman video yang diterima, seperti dilansir detikSulsel, Jumat (14/10/2022).
Muslimin mengaku kesal bila informasi soal bencana di Enrekang sudah sampai ke pemerintah pusat di Jakarta.
"Saya blak-blakan saja, saya tidak simpan-simpan. Saya jengkel kalau informasinya sudah sampai Jakarta (pemerintah pusat). Hanya mencari panggung di atas penderitaan orang lain, tidak boleh begitu, masyarakat butuh bantuan secara nyata, bukan pemberitaan," ucapnya.
Pernyataan dalam rekaman video tersebut diketahui disampaikannya saat acara sosialisasi, komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) rawan bencana Kabupaten Enrekang yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Enrekang pada Kamis (13/10). Bupati Enrekang Muslimin Bando, saat dimintai konfirmasi detikSulsel soal rekaman video tersebut, tidak memberikan tanggapan.
Sementara itu, Kepala BPBD Enrekang Arsil Bagenda, yang dimintai konfirmasi, menyampaikan permintaan maaf atas pernyataan Bupati Enrekang tersebut. Menurutnya, kerja-kerja wartawan atau jurnalis selama ini sangat membantu pemerintah dalam hal penyampaian mengenai informasi kebencanaan.
"Mohon maaf. Mungkin saja Bupati tidak mengetahui filantropi bantuan yang digalang jurnalis untuk korban bencana alam," ungkapnya kepada detikSulsel, Jumat (14/10).
Baca selengkapnya di sini
(idh/dhn)