LPSK Ungkap Kronologi Penonton Masuk Stadion hingga Tembakan Gas Air Mata

LPSK Ungkap Kronologi Penonton Masuk Stadion hingga Tembakan Gas Air Mata

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Kamis, 13 Okt 2022 13:18 WIB
4 Hal Tentang Gas Air Mata Kedaluwarsa di Tragedi Kanjuruhan
Tragedi Kanjuruhan (Foto: AFP via Getty Images/STR)

Pukul 22.04.51

Penonton mulai banyak masuk ke lapangan pukul 22.04.51 WIB. Dia menyebut para penonton itu kemungkinan dari tribun 8.

"Di bagian ini, sekitar pukul jam 22.04.51 baru terlihat sejumlah penonton merangsek dari tribun timur, kemungkinan tribun 8. Mereka seperti menyemangati pemain bola khususnya kiper, kemudian memeluk," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga momen tersebut, kata Edwin, tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan oleh penonton. Namun, Edwin menyebut ada satu orang penonton yang berlari ke arah pemain di garis batas lapangan.

"Kalau kita lihat di sini tidak ada hal yang cukup mengkhawatirkan buat pemain dan ofisial, hanya saja bisa dilihat di bagian tengah ada orang pakai kaus putih, jaket hitam, di depannya ada orang yang berlari ke arah pemain yang ada di sebelah kanan kalau dalam videonya, orang yang tadi itu seperti menyentuh atau melakukan apa terhadap pemain di garis batas lapangan ini, ini juga masih kami dalami, tentu keterangan dari pemain apakah itu kekerasan atau apa. Pemain terakhir yang masuk ke dalam ruang ganti adalah Adilson Maringa," kata Edwin.

ADVERTISEMENT

Pukul 22.05.35

Edwin melanjutkan bahwa pada pukul 22.05.35 sebuah flare menyala di depan tribun VIP. Kemudian aparat mulai menghalau massa yang menumpuk di depan tribun VIP.

"Pada pukul 22.05.35 ada flare nyala di depan tribun VIP. Yang kita lihat konsentrasi massa di depan tribun VIP. Ada nampak bahwa massa dihalau, tidak nampak terlihat jelas, dan terlihat mulai ada kekerasan, mulai nampak kekerasan oleh orang yang berseragam, kita belum tahu siapa yang ada situ, kalau dilihat di video adalah orang yang berseragam," kata Edwin.

Pukul 22.06.25

Pada pukul 22.06.25, Edwin menyebut kekerasan mulai terjadi pada jam tersebut. Kekerasan terjadi saat petugas menghalau massa untuk meninggalkan lapangan.

"Detik 22.06.25 mulai ada penghalauan dan nampak adanya kekerasan," kata Edwin.

"Kalau lihat di sini bahwa massa yang dari lapangan atau tribun sisi utara bergeser ke arah utara, artinya mereka mematuhi permintaan atau perintah dari petugas untuk kembali ke tribun arah utara," tutur dia.

Pukul 22.08.32

Lebih lanjut, Edwin menyebut massa dari tribun timur masuk ke lapangan. Merespons hal itu, aparat pun menghalau massa kembali ke tribun.

"Jam 22 lewat 8 menit dari sekitar 24-32 detik nampak massa dari tribun timur antar timur selatan, antara tribun 8 dan 9, arah ya, bukan asal mereka duduk atau menonton, ini mengarah ke tengah dan kemudian oleh aparat berseragam di tengah lapangan nampaknya pakai tameng dan pakai tongkat ini kemudian dihalau kembali ke asalnya, sekitar tribun 8 dan 9," kata dia.

"Ketika di arah selatan sedang didorong, dari arah utara kembali merangsek ke arah tengah," jelasnya.

Pada saat aparat menghalau massa itu, Edwin menyebut beberapa aparat melakukan kekerasan kepada penonton. Sementara itu, ada pula penonton yang melakukan provokasi.

"Kita bisa melihat beberapa kekerasan yang berlangsung dari aparat berseragam, menggunakan tameng, kemudian ada pakaian seragam berpakai topi dan juga tongkat," katanya.

"Beberapa penonton yang masuk, kita juga lihat ada beberapa penonton yang memprovokasi dan melempar sesuai kita nggak tahu apa itu, tapi kemudian ada respons dari aparat yang berjaga, baik yang berompi dan berhelm, maupun yang sebagian besar kita lihat memakai tameng, memakai seragam hijau, yang banyak berada di sisi selatan dari lapangan menghalau massa untuk kembali ke tribunnya," lanjutnya.

Simak selengkapnya pada halaman berikut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads