Warga di Cilegon, Banten, mengeluhkan jalan rusak ditambal dengan limbah batu kapur putih. Pemkot Cilegon kemudian buka suara memberi penjelasan.
Penimbunan lubang dengan limbah batu kapur itu diunggah di akun media sosial Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta, yang ikut meninjau proses penambalan jalan di Tegal Bunder, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon.
Aksi menimbun lubang itu ternyata dikeluhkan warga. Salah seorang warga setempat, Yayat, mengeluhkan mengatakan limbah batu kapur itu menempel di kendaraan mereka saat hujan dan susah untuk dibersihkan.
"Betul, sejauh ini kan memang yang dikeluhkan sebagian masyarakat yang menggunakan akses tersebut itu nempel ketika hujan di kendaraan mereka yang kedua juga ketika musim panas perih di mata dan memang realitanya begitu, dicuci pakai steam pun nggak hilang seluruhnya, maksudnya susah ngakalinnya, ngelepasnya," kata Yayat kepada wartawan, Senin (10/10/2022).
"Kalau orang bilang sih mau limbah mau apa ya intinya kapur ya, kalau kapur secara tekstur ya begitu. Diuruknya kalau durasi saya lupa tapi sekitar semingguan lah," sambungnya.
Dia menyatakan Wakil Wali Kota awalnya hendak datang ke wilayah Tegal Bunder. Menurut dia, pemerintah setempat kemudian menimbun jalan tersebut dan disaksikan Wakil Wali Kota.
"Si Lurah ini setahu saya mungkin berinisiatif biar jalannya rata gitu yang berlubang di lokasi Kedaung itu, hanya saja apa yang di material yang diuruknya ini tidak pada tempatnya tidak sesuai," katanya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Cilegon, Heri Mardiana, mengatakan pihaknya baru menerima surat permohonan perbaikan jalan dari Lurah Tegal Bunder hari ini. Dia mengaku tidak mengetahui penambalan jalan menggunakan limbah kapur.
"Jadi gini, jalan yang di Tegal Bunder itu ada surat dari Lurah untuk memohon perbaikan, untuk nambal yang jelek tapi itu surat baru keterima hari ini. Jadi memang saya nggak tahu kalau inisiatif Lurah itu ditambal-ditambal pakai kapur juga saya baru tahu dari media aja, mungkin iktikad baik dari Lurah untuk itu, mungkin ketidaktahuan secara teknis, harusnya nguruk pakai sirtu atau base course, mungkin karena ketidaktahuan Lurah," kata Heri.
Heri mengatakan pihaknya segera mengecek kondisi jalan yang rusak tersebut. Dia mengaku belum mengetahui seberapa parah jalan yang rusak.
"Dengan surat tadi yang baru diterima untuk itu saya langsung memerintahkan Kabid Bina Marga cek lokasi untuk disurvei. Nanti kalau memang itu kan kelihatan jalan itu panjang dan banyak mungkin dianggarkan tahun depan, karena kan anggaran perubahan kita sudah lewat, sudah ketok palu. Nanti hasilnya seperti apa apakah perbaikan, peningkatan jalan, atau pemeliharaan kita lihat setelah disurvei, dalam waktu dekat kita survei," ujarnya.
(haf/haf)