Relawan Jokowi mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) me-reshuffle kabinet usai bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis, Bogor, lantaran ada yang 'berbelok arah' di koalisi pemerintahan. Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menilai Presiden Jokowi tidak suka dan tidak mudah dipaksa untuk mengambil keputusan.
"Sudah berkali-kali bila bicara reshuffle, jawaban kami selalu sama, itu hak prerogatif presiden, dan saya percaya untuk urusan ini presiden tidak suka dan tidak mudah untuk ditekan-tekan atau dipaksa-paksa," ujar anggota Komisi XI DPR ini kepada wartawan, Senin (10/10/2022).
Dengan demikian, Hendrawan menyerahkan soal orientasi, arah, dan substansi para pelaku dalam kabinet kepada Jokowi. Termasuk, kata dia, soal kinerja para menteri-menterinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi biarlah sebagai penanggungjawab orkestrasi kerja dan kinerja kabinet, presiden membuat asesmen dan analisis, apa yang terbaik yang harus dilakukan, agar pada akhir masa baktinya, terlahir legacy yang menjadi ingatan kolektif dalam sejarah perjalanan negara bangsa," katanya.
"Orientasi, arah dan substansi kontribusi para pelaku dalam kabinet, sepenuhnya di bawah kendali presiden," sambung dia.
Saat ditanya apakah ada yang 'berbelok arah' di koalisi pemerintahan, Hendrawan menilai ada yang berimprovisasi lebih dini. Akan tetapi, Hendrawan tidak menjelaskan lebih lanjut terkait itu.
"Ada yang berimprovisasi lebih dini," ujar dia.
Soal apakah improvisasi dini ini bakal mempengaruhi kesolidan di pemerintahan, Hendrawan mengatakan hal itu tergantung penilaian presiden. "Tergantung penilaian presiden," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Relawan Usul Jokowi Reshuffle Kabinet
Jokowi dengan Megawati melakukan pertemuan di Batu Tulis. Relawan Jokowi menyinggung parpol di koalisi pemerintah yang berbelok arah.
"Bagi kami relawan Arus Bawah Jokowi, ini adalah wujud komunikasi politik yang perlu terus dilakukan dengan koalisi partai yang masih satu visi. Pak Jokowi memberi pesan bahwa beliau sangat firm, solid dengan Bu Mega, ketika ada barisan koalisi yang sudah mulai berbelok arah," kata Ketua Umum Arus Bawah Jokowi (ABJ) Michael Umbas saat dihubungi, Senin (10/10).
Umbas mengatakan Jokowi telah belajar banyak soal kenegarawanan Mega, terutama saat Mega mengalah untuk maju capres dan memberikan 'tiket' maju capres ke Jokowi di Pilpres 2014.
"Pak Jokowi juga telah belajar banyak dari sikap kenegarawanan Bu Mega yang tinggi, kesabaran revolusioner yang kuat dan teruji, yakni ketika Bu Mega pada tahun 2014 mengalah menjadi capres meskipun beliau ketua umum partai. Untuk kepentingan rakyat, Bu Mega menyerahkan tiket capres PDI Perjuangan kepada kader terbaiknya, Pak Jokowi," ujarnya.
Umbas menilai pertemuan kedua tokoh ini merupakan bentuk konfirmasi sikap politik Jokowi dan Mega selalu sejalan dalam bingkai ideologis. Terkait hal ini, Umbas berharap Jokowi segera melakukan perombakan atau reshuffle kabinet agar pemerintah tetap solid hingga gelaran Pemilu 2024.
"Jadi pertemuan ini bagi kami bukan soal isu apakah membahas isu personal capres antara Ganjar atau Puan, tapi lebih dari itu, yakni bentuk konfirmasi sikap politik Pak Jokowi dan Bu Mega selalu dalam bingkai ideologis, seiring sejalan, bukan pragmatisme atau kepentingan temporal," kata dia.
"Kami berharap Pak Jokowi segera melakukan konfigurasi ulang koalisi termasuk reshuffle dalam kabinet, agar pemerintah hingga 2024 tetap solid, dan konsisten bekerja untuk rakyat, bangsa dan negara," katanya.