Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan menilai cepat surutnya banjir tidak bisa menjadi tolok ukur keberhasilan penanganan banjir. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera sepakat dengan hal itu, tapi faktanya menurut dia banjir memang lebih cepat surut saat ini.
"Keduanya benar. Faktanya memang cepat surut tapi masih ada yang tergenang," kata Mardani kepada wartawan, Senin (10/10/2022).
Mardani menilai penanganan banjir tidak bisa maksimal jika mengandalkan di DKI saja. Menurutnya, pemerintah di kawasan Bogor, Puncak, dan Cianjur hingga pemerintah pusat harus turut memikirkan masalah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyelesaiannya tidak bisa cuma DKI. Mesti mengajak pemda sepanjang Bopunjur (Bogor, Puncak, dan Cianjur) dan pemerintah pusat. Semua mesti sinergi. Kasihan masyarakat yang kena banjir," ujarnya.
Lebih lanjut, Mardani menilai setiap pemimpin punya kontribusi dalam penanganan masalah banjir. Yang berbeda, kata dia, cara pendekatannya.
"Kedua punya kontribusi tapi beda pendekatan," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono mengkritik pernyataan Gubernur DKI Anies Baswedan yang bilang penanganan banjir Jakarta saat ini lebih cepat surut dibanding era 2015, ketika Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memimpin Jakarta. PDIP menilai keberhasilan penanganan banjir diukur dari luas tergenang, bukan kecepatan surut.
"Keberhasilan pengendalian banjir DKI diukur dari luas daerah yang tergenang," kata Nusyirwan kepada wartawan, Senin (10/10/2022).
Nusyirwan lantas menyebut puluhan wilayah yang masih tergenang banjir dalam 5 tahun terakhir. Menurutnya, belum ada penanganan yang maksimal terkait banjir selama Anies memimpin.
"Berdasarkan catatan banjir DKI saat ini, 63 RT ikut tergenang. Berarti selama 5 tahun terakhir belum ada penanganan yang berarti yang dilakukan oleh Pemda DKI. Jadi bukan hanya kecepatan surutnya air," ujarnya.
(eva/gbr)