Syarief Hasan Dukung Program Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir Milik OJK

Inkana Izatifiqa R Putri - detikNews
Sabtu, 08 Okt 2022 09:54 WIB
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyambut positif upaya Otoritas Jasa Keuangan melalui program kredit pembiayaan melawan rentenir (KPMR). Program ini mencakup 76 tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) dengan total realisasi sebesar Rp 4,4 triliun pada kuartal II/2022.

Menurut Syarief, program ini menjadi penting untuk mempermudah akses permodalan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang kemudian berdampak pada ketahanan dan keberlanjutan UMKM. Pasalnya selama ini, keterbatasan akses finansial menjadi salah satu kendala mendasar UMKM tidak mampu meningkatkan skala usahanya dan menembus pasar global.

"Tugas kita bersama, termasuk OJK dalam memastikan akses finansial bagi UMKM. Saya sangat setuju dan mendukung segala bentuk inisiatif untuk membantu dan mengembangkan UMKM. Apa yang telah dilakukan oleh OJK adalah bukti otoritas hadir dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Dengan jumlah UMKM sebanyak 64,2 juta entitas dan serapan tenaga kerja 117 juta jiwa, UMKM mempunyai peran krusial dan strategis dalam pertumbuhan ekonomi," ujar Syarief dalam keterangannya, Sabtu (8/10/2022).

Lebih lanjut, Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini mengungkapkan saat ini, rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan masih rendah. Bank Indonesia pada Agustus 2022 melaporkan rasionya hanya berkisar pada angka 19,7 persen, atau Rp 1,214 triliun dari total kredit perbankan Rp 6,155 triliun.

"Tidak aneh jika rasio kredit kita kalah dibandingkan negara tetangga. Singapura berada pada angka 39 persen, Malaysia 51 persen, Jepang 66 persen, bahkan Korea Selatan mencapai 81 persen," ungkap Profesor di bidang Strategi Manajemen Koperasi dan UMKM tersebut.

Politisi senior Partai Demokrat ini pun menilai peningkatan porsi pembiayaan UMKM dari sektor formal perlu menjadi catatan sekaligus evaluasi. Menurutnya, semakin tinggi rasio kredit maka semakin baik pula jaminan, kepastian, dan keberlanjutan pembiayaan UMKM.

Syarief mengatakan kondisi ini juga menjelaskan masih banyak UMKM yang mendapatkan pendanaan dari sektor informal dengan risiko dan dampak bagi UMKM. Oleh karena itu, ia menyebut inisiatif dan peran serta OJK dalam meluncurkan program kredit melawan rentenir perlu terus didukung.

"Inklusi keuangan adalah perwujudan dari ekonomi berkeadilan. Hal ini sesuai dengan amanat Sila ke-5 Pancasila. Ekonomi yang baik tidak saja tumbuh namun juga merata, tercermin pada semakin meratanya akses keuangan bagi sebagian besar pelaku ekonomi. UMKM sebagai pelaku ekonomi mayoritas di Indonesia perlu diberikan afirmasi, asistensi, bahkan intervensi agar berdaya. Negara harus selalu hadir untuk melindungi rakyatnya," pungkasnya.




(prf/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork