Kesaksian Aremania Saat Gas Air Mata Pertama Ditembakkan di Kanjuruhan

Kesaksian Aremania Saat Gas Air Mata Pertama Ditembakkan di Kanjuruhan

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Kamis, 06 Okt 2022 10:41 WIB
Suasana sesaat setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (30/9/2022)
Stadion Kanjuruhan seusai tragedi. (M Bagus Ibrahim/detikcom)
Jakarta -

Salah seorang suporter Arema FC atau Aremania menceritakan detik-detik saat gas air mata ditembakkan oleh aparat di Kanjuruhan. Gas air mata disebut awalnya ditembakkan ke arah lapangan.

Hal ini disampaikan oleh Aremania bernama Mas U dalam konferensi pers virtual yang digelar oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Rabu (10/6/2022). Mas U bercerita bahwa awalnya tembakan gas air mata diarahkan ke lapangan, bukan ke tribun penonton. Ia saat itu duduk di tribun VIP yang berada di tengah.

"Awal kronologi yang saya tahu adalah penembakan (gas air mata) itu ke arah lapangan bola utara. Jadi tidak masuk ke tribun penonton," ujarnya seperti dalam video yang tayang di channel YouTube YLBHI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah gas air mata ditembakkan, dia heran para suporter lain tak kunjung pergi dari tribun. Setelah itu, suporter lain dari arah selatan gawang ikut turun ke lapangan.

"Dan saya heran, kenapa setelah ditembak gas air mata, suporter yang di tribun nggak pergi-pergi. Setelah itu, tembakan yang kedua dari tengah itu mengarah ke selatan karena ada beberapa suporter yang dari selatan gawang itu turun. Mungkin maksudnya akan membantu kawan-kawan di utara," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Tembakan gas air mata kemudian diarahkan aparat ke selatan. Namun kali ini aparat mulai mengarahkan tembakan ke tribun penonton.

"Akhirnya tembakan diarahkan ke arah selatan. Setelah itu, bukan saja di sentel ban. Kalau yang di utara gawang tadi diarahkan ke sentel ban, nggak sampai masuk pagar pembatas. Tapi yang untuk selatan lain, begitu ditembakkan langsung diarahkan ke tribun penonton," tuturnya.

Mas U menyayangkan tembakan ke arah tribun ini. Tembakan ke tribun dilakukan dua hingga tiga kali.

"Yang saya herankan kenapa yang ditembak di tribun, bukan sentel ban yang sebelah selatan. Itu yang sayangkan. Mereka menembak ke tribun dua kali tiga kali," jelasnya.

Berawal dari tembakan ke arah tribun inilah para korban mulai berjatuhan. Saat itu Mas U menyaksikan beberapa korban yang dibopong.

"Akhirnya banyaklah korban berjatuhan. Pertama saya lihat satu orang wanita digotong oleh tiga orang pria," ujarnya.

"Terus dari selatan itu ada lagi dibopong, suporter wanita juga," ungkapnya.

Baca halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan saat Bertemu Jokowi: Saya Pingsan

[Gambas:Video 20detik]



Pemerintah Bentuk TGIPF

Sebagaimana diketahui, pemerintah sebelumnya telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tragedi Kanjuruhan. Jokowi memerintahkan TGIPF sudah bisa menyimpulkan tragedi Kanjuruhan kurang dari sebulan.

"Tim Pencari Fakta itu diminta segera bekerja, kalau bisa tidak sampai 1 bulan. Sudah bisa menyimpulkan. Karena masalah besarnya sebenarnya sudah diketahui. Tinggal masalah-masalah detailnya yang itu bisa dikerjakan mungkin tidak sampai 1 bulan," kata Menko Polhukam Mahfud Md kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (4/10).

Jokowi juga menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pembentukan TGIPF Tragedi Kanjuruhan ini. Mahfud mengatakan keppres itu sangat penting sebagai dasar rapat TGIPF.

Halaman 2 dari 2
(rdp/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads